REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden, Boediono meminta para menteri mengutamakan berbagai kegiatan yang dapat memperluas dan menciptakan kesempatan kerja, termasuk upaya peningkatan keterampilan dan kualitas sumber daya manusia. Terlebih lagi, saat ini proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami perlambatan dari 6,4 persen menjadi sekitar 6 persen.
Ia mengatakan penciptaan lapangan kerja adalah prioritas kabinet. Menurutnya, faktor terbesar penciptaan lapangan kerja adalah pertumbuhan ekonomi. Ketika pertumbuhan ekonomi sekarang melambat, penciptaan lapangan kerja baru agak kendor.
“Untuk mengatasinya, kita harus mengarahkan pertumbuhan ekonomi yang lebih pelan itu ke sektor yang banyak menciptakan lapangan kerja. MIsalnya, padat karya,” kata Boediono, Rabu (18/9).
Langkah lain yang tak kalah penting yakni memperbaiki efisiensi pasar tenaga kerja. Wapres menilai pasar tenaga kerja masih belum ideal. Apa yang diperlukan tidak klop dengan ketersediaan tenaga. “Ada mismatch antara permintaan dan pasokan,” katanya.
Menurutnya, mismatch tersebut bisa dikarenakan kualitas informasi yang kurang baik maupun kurangnya pelatihan dan bimbingan pada tenaga kerja. Karena itu, ia meminta agar seluruh kementerian dan lembaga terkait menyusun program yang tajam agar masalah tersebut bisa teratasi.
Ia mengatakan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) sudah melakukan perumusan yang mengerucut pada lima program utama, yakni perbaikan layanan informasi ketenagakerjaan; peningkatan ketrampilan dan kapasitas pekerja; pengembangan usaha mikro kecil dan menengah serta kewirausahaan; peningkatan pembangunan infrastruktur (termasuk infrastruktur berbasis komunitas); dan program darurat ketenagakerjaan.
“Program-program itu mari kita perbaiki bermuara pada kesesuaian antara permintaan dan pasokan tenaga kerja. Penajaman itu harus jelas merumuskan target yang terukur serta lokasi yang persis agar dapat kita evaluasi,” ujar Boediono