REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah mendeteksi sebanyak 250 desa di 16 kabupaten mengalami kekeringan fase kritis. Sebab, sumber air di daerah tersebut sulit ditemukan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim, Sudarmawan, mengatakan keberadaan air di sejumlah daerah yang mengalami kekeringan tersebut berjarak di atas tiga kilometer. Dengan begitu, kekeringannya dianggap kritis.
“Kalau kekeringan langka itu jarak sumber air hanya antara 100-500 meter dan 500 meter-3 kilometer,” kata Sudarmawan usai mengikuti rapat paripurna di gedung DPRD Jatim pada Senin (16/9).
Kabupaten tersebut yakni, Bangkalan, Sampang, Pamekasan, Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Madiun, Ngawi, Magetan, Bojonegoro, Probolinggo, Lamongan, Tuban, Pasuruan, Bondowoso, serta Mojokerto.
Potensi kekeringan diperkirakan akan terus meluas bila sampai akhir September hujan belum juga turun. Data menunjukkan ada 911 desa di 25 kabupaten yang terancam kekeringan.
Untuk mengantisipasinya, BPBD saat ini juga telah mengucurkan 1.933 tandon air dengan kapasitas 2.200 liter per buah. Ribuan alat tampung tersebut juga sudah disebar ke sejumlah desa yang dianggap mengalami kekeringan.