Ahad 15 Sep 2013 20:54 WIB

KAHMI dan HMI Pastikan Bukan Pendukung PKB

HMI
Foto: IST
HMI

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Ketua Pengurus Wilayah Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Kalimantan Selatan Fauzi Asri menyatakan organisasinya dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) bukanlah pendukung Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Pernyataan itu sebagai klarifikasi munculnya anggapan KAHMI dan HMI pendukung PKB, lantaran gerak jalan sehat organisasinya bersamaan dengan kegiatan PKB di Banjarmasin, Ahad (15/9).

Fauzi yang juga Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Antasari Banjarmasin itu mengaku tak sempat terpikirkan kemungkinan dampak yang muncul dari kegiatan gerak jalan KAHMI yang mengambil start dan finish halaman TVRI Kalsel.

Padahal sehari sebelumnya atau sampai tiga hari kedepan PKB Kalsel menggelar festival lagu-lagu dangdut di halaman TVRI Kalsel, di Jalan A Yani Km6 Banjarmasin, sehingga bendera dan umbul-umbul parpol tersebut berkibar mendominasi kawasan itu.

"Ya, guna menghindari kesan atau anggapan KAHMI dan HMI pendukung PKB, semestinya kegiatan kita (gerak jalan) tidak terpusat di TVRI, yang juga terdapat panggung PKB. Mungkin kita bisa pinjam halaman Dinas Pendapatan Daerah Kalsel," ujarnya.

Mengenai anggota KAHMI dan HMI, dia menyatakan, hal itu merupakan hak pribadi masing-masing untuk menentukan pilihan dan tidak ada larangan, mau ikut parpol mana.

"Tapi secara organisatoris/kelembagaan, KAHMI dan HMI bersifat independen, tidak memihak kepada parpol manapun," demikian kata Fauzi.

Sebelumnya, beberapa anggota KAHMI Kalsel mengkritik tempat kegiatan gerak jalan yang digelar organisasinya terkesan tanpa memperhitungkan dampak psikologi politik.

"Kalau seperti ini, mungkin saja ada masyarakat umum, termasuk politisi dari parpol lain yang beranggapan KAHMI dan HMI mendukung PKB. Padahal organisasi kita independen," ujar Sofyan, salah seorang anggota KAHMI.

Kegiatan gerak jalan sehat KAHMI itu sendiri melibatkan empat calon anggota legislatif (caleg) tingkat pusat masing-masing Adhariani (Partai NasDem), Hasnuryadi Sulaiman (Partai Golkar), Aditya Mufti Ariffin (PPP) dan Gusti Ibrahim (PBB).

sumber : Antara

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement