REPUBLIKA.CO.ID, Jam menunjukkan pukul 20.00 WIB. Iring-iringan motor yang dikendarai anak-anak muda mengenakan baju koko putih lengan panjang, lengkap dengan peci putih dan sarung, dan kadang dibalut jaket warna hitam bertuliskan 'Majelis Rasulullah' mulai berdatangan di halaman parkir Masjid Al Munawwar yang terletak di Jalan Raya Kalibata, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Saban Senin malam mulai pukul 21.00 hingga 23.00, ribuan jamaah, yang kebanyakan terdiri dari anak-anak muda itu menyambangi masjid Al Munawwar untuk mengikuti pengajian yang digelar Majelis Rasulullah yang secara khusus dibimbing al Habib Munzir bin Fuad al Musawa.
Masjid dua lantai yang memiliki halaman parkir cukup luas itu, tak mampu menampung jamaah yang membludak. Dua layar lebar ukuran 2x3 meter dengan sound system berkekuatan besar dipasang panitia untuk membantu jamaah yang ada di luar masjid.
Ahmad Irfan (21), karyawan PT Karya Widodo Motor di bilangan Pancoran Jakarta Selatan mengaku sangat menikmati pengajian yang diikuti sejak berdirinya Majelis Rasulullah. Irfan mengaku sejak mengikuti pengajian Majelis Rasulullah kehidupan sehari-harinya mulai berubah. Sebelum mengikuti pengajian ini, hidupnya luntang-lantung, kini ia merasa hidupnya berubah. "Mengikuti cara hidup Rasulullah itu mudah dan murah,'' ungkap Irfan.
Dr Luthfi Fathullah MA, dosen pascasarjana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah menyatakan fenomena anak muda mengaji adalah hal yang positif dan patut disyukuri.
"Saya melihat mereka mencari figur muda yang bisa mengikuti irama mereka. Kalau yang tua-tua sepertinya nggak bisa mengikuti irama mereka. Anak muda mau apa, orang-orang tua tidak mau memberikan, ujarnya.
Habib Munzir mampu mendekati anak muda dengan bahasa anak muda, kendati materi dzikir yang disodorkan kesannya berat. Mereka diajak bershalawat. Shalawat itu seperti orang mendengarkan lagu; Kalau dengar musik saja, kan tidak ada isinya. Kalau yang ini musiknya pun tidak seperti yang biasa pakai irama-irama tertentu, sehingga membuat kalangan muda merasa, 'Wah, ini gue banget'.