Ahad 15 Sep 2013 17:16 WIB

Masyarakat Resah dengan Penembakan Polisi

Rep: Wahyu Syahputra/ Red: Karta Raharja Ucu
 Polisi berjaga di sekitar TKP penembakan Briptu Ruslan Kusumah di Jalan Pekapuran, CImanggis, Depok, Jumat (13/9). (Republika/Rakhmawaty La'lang)
Polisi berjaga di sekitar TKP penembakan Briptu Ruslan Kusumah di Jalan Pekapuran, CImanggis, Depok, Jumat (13/9). (Republika/Rakhmawaty La'lang)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penembakan terhadap polisi meresahkan warga. Tak sedikit masyarakat yang bertanya-tanya kapan pelaku penembakan yang menewaskan empat polisi dan melukai dua polisi lainnya itu ditangkap.

Kasus penembakan terhadap polisi terjadi terhadap Briptu Ruslan Kusumah di Cimanggis, Depok, Jumat (13/9). Beruntung, Briptu Ruslan hanya terluka di bagian kaki. Kuat dugaan modus penembakan terhadap Briptu Ruslan adalah perampokan dengan kekerasan. Sebab, sepeda motor Ninja berwarna oranye-hitam B-3333-ELO milik Briptu Ruslan dibawa kabur pelaku.

"Kapan pelaku teror penembakan polisi ditangkap,'' kata Anton, warga Ciputat, Tangerang, saat berbincang dengan ROL di warung kopi wilayah Ciputat, Ahad (15/9).

Anton mengaku bosan mendengar kabar polisi ditembak. Awalnya ia kaget, dan merasa tidak berapa lama lagi, pelaku dapat ditangkap. Pendapat Anton bukan tanpa dasar. Sebab, saat Polri masih dipimpin Jendral Polisi Bambang Hendarso Danuri, para teroris begitu mudah ditangkap.

''Kalau dulu, saya masih ingat teroris sering ketangkep polisi,'' tuturnya.

Menurut Anton, jika penjahat saja sudah tidak takut dengan polisi, apalagi dengan warga biasa. Anton yang memiliki motor Honda Beat mengaku khawatir jika berkendara di malam hari. "Sekarang Jakarta sudah rawan. Banyak penjahat yang nekat,'' tutur Anton seraya berharap pelaku cepat tertangkap.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement