Jumat 13 Sep 2013 20:59 WIB

Gita dan Dahlan Disarankan Mundur

Gita Wirjawan
Foto: Antara/Fanny Octavianus
Gita Wirjawan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pengamat politik dari Pol-Tracking Institute Hanta Yuda menyarankan menteri yang ikut Konvensi Partai Demokrat, Gita Wirjawan dan Dahlan Iskan, untuk mundur dari jabatannya demi kebaikan PD sendiri. "Alangkah baiknya para menteri seperti yang ikut konvensi untuk mundur saja. Saya sangat mengapresiasi karena itu lebih ideal bagi pemerintahan dan juga elektabilitas Demokrat sendiri," kata Hanta di Gedung KPU, Jakarta, Jumat (13/9).

Dia menengarai menteri yang ikut konvensi memiliki akses fasilitas milik negara dan bersentuhan langsung dengan kinerja pemerintahan. Hal tersebut berbeda dengan para peserta konvensi yang berasal dari kalangan parlemen. Kalau DPR RI, menurut dia, memang agak beda konteksnya dengan menteri. Menteri dengan fasilitasnya bisa saja menggunakan infrastruktur milik negara untuk kunjungan ke daerah sekaligus berkampanye untuk dirinya sendiri.

"Bagi mereka yang ada di parlemen, seperti Marzuki Alie, tidak memiliki akses seleluasa Gita dan Dahlan. Marzuki sendiri tidak bersentuhan langsung dengan kebijakan-kebijakan layaknya menteri sebagai pemimpin puncak kementerian," kata dia.

Menurut dia, jika para menteri itu memicu kinerja pemeritahan yang menurun, Partai Demokrat akan kecipratan pencitraan buruk. Pendek kata, jika kinerja pemerintahan buruk, elektabilitas Demokrat akan ikut buruk.

"Bukankah Partai Demokrat sedang berusaha menaikkan elektabilitasnya melalui penyelenggaraan konvensi? Itu sama saja blunder bagi mereka karena yang didapatkan justru bisa sebaliknya," katanya.

Pengamat politik lulusan UGM tersebut mengatakan bahwa menteri yang ikut konvensi mirip dengan seorang "incumbent".

"Mundur dari jabatan menteri adalah risiko yang harus diambil ketika menjadi peserta konvesi," ujarnya. Dalam konteks ini, menteri yang ikut konvensi mirip dengan calon petahana yang kembali ikut dalam pemilu. Mereka memiliki akses luas terhadap infrastuktur pemerintahan untuk keuntungannya," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement