REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat diharap mewaspadai orang yang tidak dikenal tapi langsung melakukan hal baik dan mengiming-imingi sejumlah uang dengan syarat tertentu. Ini sudah dibuktikan dengan diamankannya lima orang yang akan dipasang sebagai pengantin narkoba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Sebelumnya, Polres Bandara menangkap wanita, LA, membawa sabu 1.030 gram senilai Rp 1,39 miliar dalam dinding kopernya, Kamis (29/8) pukul 17.00 WIB. Dari perkembangan kasus tersebut diamankan lima orang sebagai saksi yaitu YF, L, M, RM, dan RZZ yang hampir menjadi pengantin narkoba.
Wakil Kepala Satuan Narkoba Polres Bandara Soekarno-Hatta, AKP Subhakti, mengatakan setelah dilakukan penginterogasian, polisi mendapatkan sejumlah keterangan bahwa kelimanya, tiga orang wanita dan dua pria, diiming-imingi uang yang bagi mereka banyak, yaitu Rp 10 juta.
Cara yang ditempuhnya adalah dengan menawarkan mereka pekerjaan di Cina (bagi pria) dan dinikahi (bagi wanita). Diakui, dengan keadaan ekonomi akhirnya mereka tertarik dengan tawaran yang diberika LA, karena sudah merasakan menerima uang banyak tanpa harus memberi tahu bagaiamana jenis usaha yang dikerjakan.
Menurut Humas Badan Narkotika Nasional (BNN), Sumirat, modus perekrutan pengantin narkoba banyak sekali. ''Tapi lebih dominan terkait dengan ekonomi,'' kata dia. Sumirat melanjutkan, saat berikutnya, mereka langsung mengetahui apa jenis pekerjaan mereka, dan disodorkan uang dan sudah merasa nyaman dengan banyaknya uang tersebut.
Untuk yang wanita, Sumirat menjelaskan, mereka akan dinikahi, bahkan dengan surat nikah, tapi mereka di suruh kembali ke Indonesia dengan membawa narkotika dari luar negeri.
Subhakti melanjutkan, proses perekrutan pengantin ini tidak mengenal jenjang pendidikan. Siapapun yang bagi pelaku dapat dipengaruhi akan diajak sesegera mungkin. Mereka tidak butuh orang dengan keahlian khusus. ''Yang penting mereka mau bekerja, bahkan dengan ganjaran uang yang banyak bagi mereka,'' kata dia. Semua fasilitas akan ditanggung, termasuk tambahan pesangon.