REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Wakil Gubernur DKI, Basuki Tjahaja Purnama geram dengan aksi unjuk rasa ratusan pedagang kaki lima (PKL) di Museum Fatahillah, kawasan Kota Tua, Jakarta Barat yang menolak direlokasi. Sebab, Jakarta bukan sekadar milik PKL, melainkan seluruh warga ibu kota yang menginginkan kotanya menjadi tertib, aman, nyaman, dan ramah lingkungan.
“Jakarta ini bukan hanya milik PKL lho. Masih banyak orang lain yang ingin menikmati kota ini. Tugas kami menjamin keadilan sosial,” kata Basuki di Balaikota, seperti dilansir beritajakarta.
Ia mengatakan, program penataan PKL di seluruh wilayah ibu kota bukan untuk menindas. "Justru sebaliknya, penataan bertujuan agar PKL mendapatkan tempat dagang yang lebih layak, tidak melanggar aturan dan tidak mengganggu ketertiban umum atau kelancaran lalu lintas," ujarnya.
Basuki menegaskan, PKL tidak berhak menguasai atau menduduki satu tempat yang selanjutnya diklaim menjadi miliknya. “Seperti yang saya bilang, ini bukan hak Anda untuk dudukin suatu tempat. Dan bukan pula kewajiban kami untuk menyediakan tempat. Kami memang mengusahakan kepentingan Anda, tapi bukan berarti semaunya Anda. Jadi Anda maunya apa? PKL mesti jelas, sama seperti warga yang dudukin waduk-waduk,” tegasnya.
Ia menjelaskan, penataan PKL dilakukan untuk menjadikan Kota Jakarta lebih manusiawi, indah, dan tertata rapi. Sehingga, tidak boleh ada badan-badan jalan yang ditutupi oleh PKL dan tidak bisa seenaknya menentukan tempat usaha yang baru.
Ratusan PKL Museum Fatahillah, kawasan Kota Tua menggelar aksi unjuk rasa di Balaikota. Pedagang memprotes rencana penataan kawasan Kota Tua tanpa mengakomodir PKL yang telah lama berdagang di kawasan tersebut.