Rabu 11 Sep 2013 21:18 WIB

DPR: Penembakan Polisi Jangan Langsung Dikaitkan dengan Terorisme

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Karta Raharja Ucu
  Istri almarhum Bripka Sukardi, Tirta Sari (kedua kiri) bersama putri pertamanya Dita Kardina (kedua kanan) dan putri keduanya Devi Novita (kanan) berdoa di Pemakaman TPU Kemiri, Jakarta Timur, Rabu (11/9). (Republika/Adhi Wicaksono)
Istri almarhum Bripka Sukardi, Tirta Sari (kedua kiri) bersama putri pertamanya Dita Kardina (kedua kanan) dan putri keduanya Devi Novita (kanan) berdoa di Pemakaman TPU Kemiri, Jakarta Timur, Rabu (11/9). (Republika/Adhi Wicaksono)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai Hanura, Nuning Kertopati meminta kasus penembakan terhadap Bripka Sukardi tidak langsung disimpulkan sebagai ulah teroris.

"Jangan sembarangan langsung menyimpulkan bahwa itu ulah  jaringan teroris. Berrbagai kemungkinan harus diperhitungkan," ujar Nuning di Jakarta, Rabu (11/9). Ia menyebut siapapun penembaknya harus dipastikan dengan menunggu hasil lidik Labfor, Inafis dan Baintelkam.

Kasus penembakan terhadap polisi menurutnya adalah salah satu variabel probabilitas menggoncangkan keamanan jelang Pemilu 2014. "Jangan melihat itu suatu modus yang pasti sama, variabel  motif bisa macam-macam," katanya.

Polri, kata Nuning, harus lebih agresif menanggulangi penembakan misterius. Salah satunya dengan mengatasi masalah merebaknya perdagangan senjata secara bebas tak terkontrol.

"Namun untuk mengatasi hal ini, Polri tak bisa sendirian butuh BNPT, TNI dan masyarakat untuk saling membantu. Seharusnya Binmas Polri, BNPT melakukan deradikalisasi dan sosialisasi untuk hidup menjaga keamanan semesta," kata Nuning mengakhiri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement