Rabu 11 Sep 2013 22:37 WIB

Pedagang Nasi Lengko Mengeluh tak Bisa Jualan

 Pekerja mengerjakan pembuatan tahu berbahan kedelai impor di Duren Tiga, Jakarta, Kamis (22/8). (Republika/Aditya Pradana Putra)
Pekerja mengerjakan pembuatan tahu berbahan kedelai impor di Duren Tiga, Jakarta, Kamis (22/8). (Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Menghilangnya tahu dan tempe di pasaran akibat aksi mogok produksi para perajin menyulitkan pedagang nasi lengko, makanan khas tradisional Cirebon.

"Tahu dan tempe merupakan bahan utama makanan khas Cirebon yakni nasi lengko, kini kedua bahan tersebut menghilang dipasaran sehingga pedagang kesulitan mendapatkannya," kata Rukminah pedagang nasi lengko di Cirebon, Rabu.

Nasi lengkko merupakan menu andalan masyarakat Pantura Cirebon, Kuningan, Indramayu, Majalengka. Makanan sederhana tersebut biasanya disajikan untuk sarapan pagi. Kini pedagang sulit memperoleh bahan baku sehingga tidak berjualan.

Ia menuturkan, di hari pertama aksi mogok produksi perajin tahu dan tempe, dirinya mengaku masih memiliki persediaan sehingga bisa berjualan, kini hari ketiga terpaksa menutup warungnya.

Sementara itu Darmini, pedagang nasi lengko lain mengaku sudah tiga hari tidak berjualan karena sulit memperoleh tahu dan tempe.

Wartoyo pedagang tahu dan tempe keliling di Cirebon mengaku, permintaan untuk pedagang nasi lengko cukup tinggi, karena makanan khas Cirebon tersebut didominasi tahu dan tempe, kini mereka berhenti jualan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement