Rabu 11 Sep 2013 03:48 WIB

Tiga Selongsong Peluru dan 11 Saksi Diperiksa Terkait Penembakan Bripka Sukardi

Suasana TKP penembakan polisi Provost Mabes Polri, Bripka Sukardi, Selasa (10/9) malam. Sukardi tewas usai ditembak tiga kali di bagian dada dan perut oleh orang tak dikenal di Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, tepatnya di depan Gedung KPK.
Foto: ROL/Bilal Ramadhan
Suasana TKP penembakan polisi Provost Mabes Polri, Bripka Sukardi, Selasa (10/9) malam. Sukardi tewas usai ditembak tiga kali di bagian dada dan perut oleh orang tak dikenal di Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, tepatnya di depan Gedung KPK.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Petugas Pusat Laboratorium Forensik Polri meneliti tiga selongsong peluru yang diduga ditembak pelaku terhadap anggota Provost, Bripka Sukardi di depan Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Selasa (10/9) malam.

"Sedang dilakukan olah tempat kejadian perkara dan ada 11 saksi diperiksa," kata Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Polisi Ronny Frangky Sompie di Jakarta, Selasa malam.

Ronny mengharapkan hasil olah tempat kejadian perkara termasuk penelitian tiga selongsong peluru dan pemeriksaan terhadap 11 orang saksi bisa menggambarkan awal kejadian penembakan.

Ronny belum dapat menyampaikan motif penembakan terhadap Bripka Sukardi karena proses penyelidikan masih berlangsung.

"Kita akan ketahui secara lengkap apabila proses olah TKP, autopsi, dan keterangan saksi telah selesai," ujar Ronny.

Ronny menyebutkan petugas kepolisian masih mengumpulkan informasi dan data yang terpisah.Jenderal polisi bintang dua itu juga enggan memperkirakan jumlah kendaraan maupun jumlah pelaku penembakan terhadap anggota Provost Mabes Polri tersebut.

Sebelumnya, Bripka Sukardi meninggal dunia usai ditembak orang tidak dikenal di Jalan HR Rasuna Said depan Gedung KPK, Jakarta Selatan, Selasa sekitar pukul 22.20 WIB.

Korban ditembak saat mengawal truk dengan mengemudikan sepeda motor bernomor polisi B-6671-TXL dan terluka pada bagian leher, perut dan dada.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement