Senin 09 Sep 2013 10:12 WIB

Perajin Tempe dan Tahu Kompak Mogok Tiga Hari

Rep: Edy Setiyoko/ Red: Karta Raharja Ucu
 Pekerja mengerjakan pembuatan tahu berbahan kedelai impor di Duren Tiga, Jakarta, Kamis (22/8). (Republika/Aditya Pradana Putra)
Pekerja mengerjakan pembuatan tahu berbahan kedelai impor di Duren Tiga, Jakarta, Kamis (22/8). (Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, KLATEN -- Seluruh produsen tempe dan tahu di Kabupaten Klaten, mulai Senin hingga Rabu 9-12 September melancarkan aksi mogok berproduksi.

Pedagang di sejumlah pasar tradisional di Klaten pun mulai Senin (9/9) kemarin, tak menjual lagi dagangan tahu tempe

seperti biasanya. ''Dinten niki mboten disetori juragan, mas (mulai hari ini tidak dapat setoran dari juragan, mas),'' ujar Ngatiyem, pedagang bahan kebutuhan dapur di Pasar Gede, Klaten.

Menurut Ngatiyem, dampak tidak dapat kiriman setoran tahu tempe banyak pelanggan yang kecele. Pelanggan yang biasanya penjual nasi atau usaha warungan, kecewa tak memperoleh barang yang biasa dijadikan lauk enak dan murah-meriah itu.

Kebanyakan pelanggan tak mengerti, kalau perajin tahu tempe melancarkan ada aksi mogok produksi. Namun, bagi pemilik warung yang sudah tahu rencana itu, melakukan stok barang. ''Saya dikirim tahu tempe tiga kali lipat, untuk stok dagangan,'' ujar Suryo (47), penjual Soto Kwali di Jl Anggrek 25 Klaten.

Waliman (52), perajin tahu tempe dari Desa Kwaren, Kecamatan Ngawen, Klaten, membenarkan aksi mogok produksi. ''Saya sudah diminta koordinator aksi, untuk tidak melakukan produksi selama tiga hari,'' katanya.

Waliman patuh ajakan koordinator aksi. ''Kalau nekad, barang dagangan saya mau ditumpahkan ke tanah. Atau disebar di tengah jalan,'' katanya. Makanya, seruan tersebut ditaati. Karena, semua perajin tahu tempe kompak menjalankan ajakan tersebut.

Suwarni (50), perajin tahu tempe di Ceper, Klaten, juga membenarkan seruan tersebut. ''Lha bagaimana lagi. pemerintah sendiri, juga tidak segera mengambil langkah menyelamatkan produsen tahu tempe. Harga kedelai mahal, kalau kondisi yang terjadi demikian terus, sama artinya membikin usaha kami bangkrut,'' katanya.

Informasi yang diterima ROL menyebutkan, perajin tahu tempe usai melancarkan aksi mogok produksi, melanjutkan agenda lain. Puncaknya, akan menggelar aksi unjukrasa ke Kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten. ''Biar Pak bupati dan Pak DPRD menyampaikan keluhan ini ke pemerintah pusat. Biar tahu kalau pemerintah tak peduli pada nasib wong cilik,'' kata seorang perajin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement