REPUBLIKA.CO.ID, TULUNGAGUNG--Jajaran Kepolisian Resor Tulungagung, Jawa Timur, berhasil menggagalkan upaya penyelundupan lebih dan 100 imigran gelap (pengungsi) dari berbagai negara di kawasan Timur Tengah, Asia Selatan, serta Afrika.
Berdasar laporan, para pengungsi yang mayoritas berasal dari Somalia, Srilanka, Irak, Iran, dan sebagian Myanmar tersebut digerebek polisi pada Sabtu dinihari, sekitar pukul 03.00 WIB. Penggerebkan dilakukan sesaat setelah mereka baru tiba di sekitar Pantai Brumbun, Kecamatan Tanggunggunung, Kabupaten Tulungagung.
Sejumlah imigran mengaku berniat menyeberang ke Pulau Christmast, Australia, dengan menggunakan kapal nelayan yang telah dicarter bersama melalui agensi gelap dengan nilai pembayaran jasa bervariasi, sekitar Rp20 juta hingga Rp30 juta per orang.
"Kami berangkat Cisarua, Bogor pada Kamis (5/9) sekitar pukul 24.00 WIB menumpang tiga bus ekonomi dengan tujuan ke sini (Pantai Brumbun, Tulungagung)," tutur Thaviantharan Thusyandhan (22), salah seorang pengungsi asal Srilanka dalam bahasa campuran Indonesia-Inggris.
Ia mengatakan bahwa mereka melakukan perjalanan sekitar 26 jam untuk sampai di Pantai Brumbun. Belum sempat mereka mendapati kapal yang akan mengangkut menuju Australia, para imigran atau pengungsi yang rata-rata mengaku memilih migrasi ke luar negeri karena alasan instabilitas ekonomi, politik dan keamanan di negara masing-masing, itu keburu ditangkap jajaran kepolisian Indonesia.
"Kami semua punya surat-surat resmi dari UNHCR (United Nations High Commissioner for Refugees), kenapa ditangkap. Kami tidak mau berurusan dengan polisi, kami tidak mau dipenjara," teriak Basyra Ali, pengungsi lain asal Iran.
Basyra dan sejumlah imigran lain sempat berusaha kabur dari Mapolres Tulungagung lantaran tidak mau dimasukkan rumah detensi imigrasi (rudenim) yang disebutnya sebagai "penjara".
Upaya itu berhasil digagalkan polisi meski dengan jumlah terbatas, karena tak semua pengungsi mengikuti provokasi Basyra dan kawan-kawan. Belum ada keterangan resmi disampaikan pihak kepolisian atas penggerebekan 120-an imigran asal Timteng, Asia Selatan, serta Afrika tersebut.
Wakapolres Tulungagung, Kompol Indra Lutrianto Astomo mengatakan para pengungsi yang akan diselundupkan ke Australia tersebut masih dalam proses pendataan. "Tunggu sampai pendataan dan pemeriksaan selesai, nanti bapak Kapolres yang akan memberikan keterangan," jawabnya.