Rabu 04 Sep 2013 12:01 WIB

Panglima: Jangan Tarik TNI ke Politik Praktis

 Pejabat Lama Laksamana TNI Agus Suhartono (kiri) melakukan salam komando bersama pejabat baru Jenderal TNI Moeldoko (kanan) usai upacara serah terima jabatan Panglima TNI di Lapangan Mabes TNI, Jakarta, Rabu (4/9).    (Republika/Rakhmawaty La'lang)
Pejabat Lama Laksamana TNI Agus Suhartono (kiri) melakukan salam komando bersama pejabat baru Jenderal TNI Moeldoko (kanan) usai upacara serah terima jabatan Panglima TNI di Lapangan Mabes TNI, Jakarta, Rabu (4/9). (Republika/Rakhmawaty La'lang)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko mengimbau agar semua elemen tidak menarik TNI dalam politik praktis karena akan menjadikan TNI tidak netral.

"Saya imbau kepada semua elemen tidak menarik TNI dalam medan politik praktis, yang dapat menjadikan TNI tidak netral," kata Moeldoko dalam amanatnya pada acara sertijab Panglima TNI dari pejabat lama Laksamana TNI Agus Suhartono kepada Jenderal TNI Moeldoko di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu.

Menurut dia, menyukseskan Pemilu 2014 dan suksesi kepemimpinan secara demokratis damai merupakan hal yang penting.

"TNI dan semua elemen bangsa harus menjamin Pemilu 2014 TNI dapat berlagsung dengan lancar, tertib, bebas, adil dan damai. Karena pemilu adalah masa depan keberlanjutan pembangunan nasional," ujar Panglima TNI.

Moeldoko berjanji akan tetap berjalan pada koridor, sesuai dengan rencana strategis TNI seperti yang diamanatkan Panglima sebelumnya.

"TNI akan tetap berjalan pada koridor sesuai rencana strategis. TNI akan bertindak efektif dan profesional, serta sesuai kebutuhan," ucapnya.

Mantan Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono menegaskan, TNI harus menjaga netralitasnya dalam Pemilu 2014 dan ikut menjaga agar pesta demokrasi berjalan dengan lancar dan damai.

Menurut Agus, dalam tradisi TNI pergantian jabatan mengandung aspek penyegaran dan kaderisasi. Pergantian jabatan dibutuhkan untuk menajamkan visi dan misi untuk menjalankan peran pokok TNI.

"Pergantian jabatan untuk menjaga penyegaran dan kaderisasi. Saya ucapkan selamat kepada Panglima TNI yang baru. Semoga dapat mengemban amanat rencana strategis TNI," kata Agus.

Menurut Agus Suhartono pada periode 2010-2013, TNI sudah melaksanakan berbagai standar minimum untuk menjaga kedaulatan. TNI juga senantiasa terus menjaga perbatasan di wilayah perbatasan darat, laut maupun udara.

Sebelumnya, Jenderal TNI Moeldoko dilantik sebagai Panglima TNI oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara,?Jakarta, Jumat (30/8) menggantikan Laksamana TNI Agus Suhartono, yang memasuki masa pensiun pada bulan Agustus 2013.

Pelantikan Jenderal TNI Moeldoko sebagai Panglima TNI didasarkan pada Keppres RI Nomor 50/TNI/2013 tanggal?28 Agustus 2013 tentang Pemberhentian dari dan Pengangkatan dalam Jabatan Panglima TNI.

Jenderal TNI Moeldoko adalah lulusan Akademi Militer?Magelang tahun 1981. Pendidikan Militer yang pernah diikuti guna mendukung tugas-tugasnya antara lain Kursus Dasar Kecabangan Inf, Kursus Dasar Para, Susjurpa Jumpmaster, Sus Bahasa Inggris, Sus Kasi Ops, Suslapa-1 Inf, Suslapa Inf, Seskoad, Sesko TNI, Susdanrem, Susstrat Perang Semesta, dan Lemhanas. Sedangkan pendidikan umum tertinggi adalah S2 tahun 2005.

Bertindak Inspektur Upacara Panglima lama, Laksamana (TNI) Agus Suhartono. Sedangkan bertindak sebagai Komandan Upacara Kolonel Nav I Nyoman Suadnyana, S.T. yang sehari-hari menjabat Kepala Dinas Personel (Kadispers) Lanud Halim Perdanakusuma.

Di samping itu, ada beberapa material tempur yang ikut mewarnai upacara sertijab antara lain; 3 unit Helly (AD, AL, AU); 4 Ranpur Scorpion Kav-1 Kostrad; 4 Pucuk Meriam Kaliber 57 Yon Arh/Kodamjaya; 4 Rantis Anoa Yon-201 JY/Kodamjaya; 2 unit Roket Multi Laras 70 Grad Marinir; 2 pucuk Howitzer 105 Marinir; 4 Ranpur BVP-2 Marinir dan 2 unit Triple Gun TNI AU.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement