Ahad 01 Sep 2013 21:28 WIB

KPK Harus Periksa Sengman Terkait Kuota Impor Daging Sapi

Rep: Irfan Fitrat/ Red: Citra Listya Rini
Gedung KPK
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Gedung KPK

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nama Sengman muncul dalam persidangan kasus dugaan korupsi permohonan kuota impor daging sapi. Putra Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hilmi Aminuddin, Ridwan Hakim, menyebut Sengman sebagai utusan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Dalam rekaman pembicaraan telepon antara Ridwan dan terdakwa Ahmad Fathanah, Sengman menjadi pengantar uang senilai Rp 40 miliar terkait kuota impor daging sapi.

Mengenai informasi itu, Direktur Advokasi Pusat Kajian Anti Korupsi (Pukat) Universitas Gadjah Mada (UGM) Oce Madril menilai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) harus memeriksa sosok Sengman. 

"Paling pas memeriksa Sengman terkait uang Rp 40 miliar itu," kata dia saat dihubungi Republika di Jakarta, Ahad (1/9).

Oce mengatakan, keterlibatan Sengman memang belum diketahui sejauh mana. Namun, dalam hasil rekaman pembicaraan, jelas muncul informasi Sengman menjadi perantara aliran uang senilai Rp 40 miliar. Oce menilai, kemungkinan Sengman mempunyai keterkaitan dengan kartel pengurusan kuota impor daging sapi itu. 

Jaksa penuntut umum memutarkan rekaman pembicaraan antara Fathanah dan Ridwan pada persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (29/8). Perbincangan itu membahas mengenai adanya tunggakan senilai Rp 40 miliar dari Direktur Utama PT Indoguna Utama Maria Elizabeth Liman terkait kuota impor daging sapi. 

Dalam rekaman itu, Fathanah menyebut uang diantarakan oleh Sengman dan Hendra. Ridwan kemudian menyebut Sengman sebagai utusan Presiden SBY apabila berkunjung ke DPP PKS.

Selain Sengman, sempat muncul juga nama Bunda Putri. Dalam rekaman pembicaraan, mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq menyebut Bunda Putri sebagai sosok yang mengondisikan para decision maker. 

Oce belum melihat lebih jauh peran Bunda Putri terkait pengurusan kuota impor daging sapi. Namun, ia mengatakan, KPK juga perlu menelusuri wanita yang menjadi mentor bisnis Ridwan itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement