Kamis 29 Aug 2013 21:10 WIB

Tolak Ikut Konvensi Demokrat, Pengamat: JK Ajarkan Etika Berpolitik

Jusuf Kalla
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Jusuf Kalla

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Pengamat politik Universitas Diponegoro Semarang Teguh Yuwono menilai sikap Jusuf Kalla yang tidak mau mengikuti konvensi calon presiden Partai Demokrat memberikan pembelajaran etika berpolitik.

"Di mana-mana, di seluruh dunia yang namanya konvensi capres diikuti oleh kader partai politik bersangkutan. Syarat utamanya ya itu, harus kader parpol bersangkutan," katanya di Semarang, Kamis.

Ia mencontohkan dalam perpolitikan di Amerika Serikat ketika ada parpol menggelar konvensi capres pasti diikuti oleh kader-kader parpol bersangkutan, sebagaimana lazimnya konvensi capres di negara-negara lain.

Kalau pun ada orang luar, kata pengajar FISIP Undip tersebut, boleh saja ikut konvensi, asalkan tokoh netral yang tidak menjadi kader parpol lain, apalagi pernah memegang jabatan penting di parpol lain.

"Saya rasa langkah JK tepat tidak mau ikut konvensi capres Demokrat karena JK jelas-jelas orang Golkar. Bahkan, pernah menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golkar. Kan lucu kalau JK ikut konvensi Demokrat," katanya.

Menurut dia, sikap mantan wakil presiden tersebut semestinya memberikan pembelajaran kepada kalangan politikus, berkaitan dengan etika berpolitik dan pentingnya memegang teguh ideologi dalam politik.

Terlebih lagi, kata dia, JK mungkin juga merasa saat ini sudah bukan eranya untuk ikut bertarung dalam memerebutkan kursi RI-1, mengingat telah muncul banyak tokoh-tokoh baru yang bisa diterima oleh masyarakat.

"Sebut saja Joko Widodo, Dahlan Iskan, dan sebagainya. JK kan termasuk kalangan atau tokoh tua yang eranya sebenarnya sudah habis. Sekarang ini, masyarakat lebih mendambakan tokoh-tokoh baru," katanya.

Jika benar pertimbangan JK dalam memutuskan tidak mau ikut konvensi karena merasa bagian tokoh tua, kata dia, tentunya memberikan pembelajaran politik lagi dengan memberikan kesempatan kepada mereka yang muda.

"Kalau pun JK memaksakan maju ikut konvensi sepertinya lucu. JK pernah menjadi Ketua Umum Partai Golkar, 'masa' kemudian maju lewat Demokrat. Apalagi, sekarang eranya tokoh-tokoh baru dan muda," katanya.

Sebelumnya, Sekretaris Komite Konvensi Capres Partai Demokrat Suaedy Marabessy mengatakan JK tidak mau mengikuti konvensi capres Demokrat karena pernah menjadi petinggi Golkar sehingga menjadi tidak etis.

Dalam kode etik konvensi, seseorang yang mempunyai jabatan struktural di partai lain harus nonaktif dari jabatannya di partai itu.

Selain itu, pemenang konvensi capres harus menjadi kader Partai Demokrat karena Demokrat tetap ingin mengusung kadernya sendiri pada pemilihan presiden 2014.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement