Rabu 28 Aug 2013 15:08 WIB

Meski Masih Sepi, Pedagang Mulai Berjualan di Blok G

Rep: Halimatus Sa'diyah / Red: A.Syalaby Ichsan
 Beberapa pedagang menunggu pembagian kunci kios yang akan dibagiakan oleh Petugas PD Pasar Jaya di Pasar Tanah Abang Blok G, Jakarta Pusat, Jumat (23/8).  (Republika/Prayogi)
Beberapa pedagang menunggu pembagian kunci kios yang akan dibagiakan oleh Petugas PD Pasar Jaya di Pasar Tanah Abang Blok G, Jakarta Pusat, Jumat (23/8). (Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Segelintir mantan pedagang kaki lima (PKL) Tanah Abang mulai terlihat berjualan di Pasar Blok G, Tanah Abang, Jakarta.

Meski pasar masih sepi pengunjung, mereka tetap memajang barang dagangan mereka. Salah satu pedagang, Zulfitra mengatakan, dia sudah berdagang sejak Selasa (27/8) kemarin. Meski pasar sepi, ia tidak ragu membuka kios barunya itu.

"Ya dari pada di rumah. Ini lumayan sudah laku dua potong," ujar pria asal Sumatera Barat ini. Namun demikian, Zulfitra berharap, pemerintah menambah lagi akses menuju Pasar Blok G. Sebab, dia menilai, penambahan tangga sebagai akses utama di depan pintu masuk pasar belum cukup.  

"Kemarin Pak Gubernur bilang, penumpang yang keluar dari stasiun mau digiring ke Blok G untuk pemancing. Kalau ada penumpang dari stasiun, kemungkinan menambah semangat pembeli naik ke atas," ujar dia. 

Pedagang yang pernah berjualan di jalanan selama lima tahun tersebut mengaku lebih nyaman berdagang di tempat baru ini. Sebab, dia tidak perlu lagi berurusan dengan preman yang menarik iuran liar tiap bulan. 

Menurut pedagang pakaian ini, saat berdagang di badan jalan dulu, ia harus membayar Rp 500 ribu per bulan ke preman untuk biaya sewa lapak. Jumlah itu belum termasuk uang kebersihan. "Saya malah sudah bayar uang kontrak untuk satu tahun ke depan sama preman," katanya. 

Sementara itu, sebagian besar pedagang lain hingga hari ini masih terlihat menata kios mereka. Ada yang mengecat ulang kios, ada juga yang sudah menata barang dagangan.

Salah satu pedagang, Ardi mengaku telah mengeluarkan biaya Rp 1 juta untuk membuat tiang besi yang akan digunakan sebagai tempat memajang baju-baju dagangannya. Dia berharap, program relokasi dari pemerintah ini bisa mengangkat perekonomian mereka lebih baik lagi.

"Mudah-mudahan lebih maju daripada di jalan dulu," harap dia.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement