REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Elite Partai Golkar di tingkat pusat dan daerah kembali gelisah dengan elektabilitas Aburizal Bakrie (Ical) yang tidak kunjung meningkat. Mereka menyuarakan agar rapat pimpinan nasional (rapimnas) Golkar Oktober mendatang mengagendakan evaluasi pencapresan Ical.
"Besok rapimnas kita terakhir. Golkar harus melakukan evaluasi serius terhadap elektabilitas Bang Ical," kata Ketua DPP Partai Golkar, Yorrys Raweyai di Kompleks Parlemen Senayan, Rabu (28/8).
Yorrys mengakui saat ini faksionalisasi di internal Golkar sedang menguat. Hal itu menurutnya dipicu kegelisahan terhadap elektabilitas Ical yang tak kunjung menguat. Jika dibiarkan, situasi ini bukan tak mungkin bakal berdampal buruk terhadap elektabilitas partai. "Golkar eksternal bagus, di internal yang tidak solid, terjadi faksionalisasi yang menguat," katanya.
Yorrys mengamini sejumlah pernyataan ketua dewan pertimbangan Akbar Tandjung di media massa yang menyebut elektabilitas Ical belum sejalan dengan partai. "Apa yang disampaikan Bang Akbar itu fakta," ujarnya.
DPP Golkar, ujar dia, sebaiknya tidak mengabaikan setiap usulan dan masukan yang disampaikan Akbar. Sebaliknya, DPP mesti mengapresiasi pandangan Akbar tentang Ical mau pun Golkar. "Bang Akbar paling mengerti Golkar," katanya.
Yorrys setuju dengan usulan Akbar agar DPP melibatkan DPD II dalam rapimnas mendatang. Menurutnya usulan itu sejalan dengan kondisi riil di lapangan yang menempatkan ujung tombang mesin partai di level akar rumput. "DPP harus menyatu dengan akar rumput. Kalau bicara usulan itu rakyat ada di RT/RW, Kelurahan, Kecamatan, sampai DPD II (kota/kabupaten)," ujar Yorrys.
Sebelumnya, Akbar mengatakan, pelibatan DPD II penting sebagai masukan bagi DPP untuk menghadapi pemenangan Golkar di pileg dan pilprs 2014. "Karena DPD II yang tahu kondisi di lapangan. Mereka ujung tombak dan mesin partai," kata Akbar saat dihubungi Republika beberapa waktu lalu.
Akbar mengatakan DPD II tidak perlu dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan di Rapimnas. DPP cukup menempatkan sebagai pemberi masukan tentang kondisi riil capres Golkar dan partai di lapangan. "Kan tidak ada salahnya mendengar masukan dari DPD II," ujar Akbar.
Elektabilitas Ical diakui Akbar masih menggelisahkan. Akbar melihat belum ada tanda positif pergerakan elektabilitas Ical. Padahal Ical sudah beriklan besar-besaran dan mendeklarasikan diri sebagai capres jauh-jauh hari. "Saya meminta DPP Golkar melakukan kajian serius kenapa ini terjadi," kata Akbar.