Ahad 25 Aug 2013 18:30 WIB

Rektor Unibraw Klarifikasi Soal Mahasiswanya Jual Ginjal

Rep: Fenny Melisa/ Red: Citra Listya Rini
Universitas Brawijaya
Foto: panoramio.com
Universitas Brawijaya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rektor Universitas Brawijaya (Unibraw) Malang Yogi Sugito mengklarifikasi soal lima orang mahasiswanya yang berencana akan menjual ginjal untuk membayar SPP kuliah yang dinilai terlalu mahal.  

Dihubungi Ahad (25/8), Yogi menuturkan lima orang mahasiswa tersebut merupakan mahasiswa lama yang tidak terkena pemberlakukan UKT. "Info itu tidak benar. Untuk lima mahasiswa yang diberitakan mau jual ginjal itu sudah saya klarifikasi dan visitasi ke rumah masing-masing," tuturnya. 

Dari hasil klarifikasi dan visitasi tersebut Yogi mengungkapkan lima orang tersebut merupakan mahasiswa lama yang kurang mampu. Menurut Yogi, mereka berdemo untuk memperjuangankan keringanan biaya SPP mahasiswa baru yang saat ini menggunakan sistim UAng Kuliah Tunggal (UKT).

"Mereka sudah dapat beasiswa Bidik Misi. Agak aneh memang karena dengan beasiswa itu mereka tidak perlu membayar SPP dan mendapat living cost. Lalu, untuk apa jual ginjal?," kata Yogi.

Sementara itu, mahasiswa lainnya, ujar Yogi, sebenarnya sudah mendapatkan SPP dengan kategori paling murah. Namun, jika dirasa masih keberatan, Yogi mengatakan, pihaknya  akan membebaskan mahasiswa tersebut untuk membayar SPP kuliah.

Mengenai anjuran pinjam ke bank BRI, untuk melunasi biaya SPP, menurut Yogi, saran tersebut muncul karena hasil temuan BPK bahwa Unibraw memiliki piutang sebesar Rp 32 miliar yang harus segera diselesaikan. Dan ternyata uang sebesar itu berupa SPP mahasiswa lama yang belum dibayarkan. 

"Selama ini kami memang agak longgar. Ada mayoritas dari mahasiswa kami yang kelas menengah ke atas tidak membayarkan uang kuliah yang sudah diberikan orangtuanya. Mereka bingung karena takut dengan orang tuanya hingga akhirnya berulah," ujar Yogi.

Sementara itu, Dirjen Dikti Kemdikbud Djoko Santoso menegaskan dalam pemberlakuan UKT, tidak ada uang gedung atau uang tarikan lainnya. Sehingga menurutnya dengan adanya UKT, biaya kuliah yang ditanggung mahasiswa menjadi lebih murah. 

"Jadi dengan ada UKT harusnya lebih murah karena sudah ada BOPTN yang diberikan Kemdikbud kepada universitas-universitas," tuturnya.

Sebelumnya diberitakan  lima mahasiswa Unibraw Malang berencana menjual ginjal untuk membayar SPP yang dinilai terlalu mahal karena harus dibayar sekaligus untuk setahun.

Menurut mahasiswa, SPP tersebut menjadi mahal karena pemberlakuan UKT dan kebijakan rektorat yang menghapus keringanan dan penundaan pembayaran SPP.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement