REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi B DPRD DKI Jakarta menyetujui rencana kenaikan tiket Ragunan. Namun kenaikan tiket tersebut harus dilakukan secara bertahap dan tidak terlalu besar.
Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Taufik Azhar mengatakan Ragunan saat ini memang kekurangan dana untuk pemeliharaan taman dan hewan. Sehingga perlu penambahan biaya yang didapatkan dari kenaikan tiket masuk.
"Jika selama ini APBD DKI Jakarta terlalu berat untuk menanggung biaya perawatan dan pemeliharaan Kebun Binatang Ragunan mereka boleh memungut dari kenaikan tiket," ujarnya kepada Republika, Jumat (23/8).
Namun menaikan tiketharus secara wajar tidak boleh hingga 300 persen. Kenaikan tiket yang dapat dianggap wajar antara Rp 1.000 hingga Rp 5.000 per orang. Tentunya kenaikan tiket harus disertakan dengan perbaikan fasilitas dan penambahan hewan.
Pemprov DKI Jakarta jangan dulu mengembangkan Ragunan untuk skala internasional. Karena saat ini saja di domestik sendiri masih kalah jauh.
Padahal ketika tiap akhir pekan dan hari libur besar Ragunan menjadi primadona bagi masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Pemprov DKI Jakarta minimal dalam waktu dekat harus menambahkan kenyamanan di Ragunan.
Namun Politisi asal Golkar tersebut tidak setuju jika penambahan anggaran untuk pengembangan berasal dari swasta. "Maksimalkan saja dulu penanganan Pemprov DKI Jakarta terhadap Ragunan,"ujarnya.
Ragunan harus menjadi perusahaan terbuka (PT) jika ingin mendapatkan sponsor swasta. Tetapi jika nantinya menjadi PT pihaknya khawatir orientasi Ragunan berubah jadi berorientasi keuntungan saja. Padahal Ragunan saat ini menjadi salah satu wisata yang paling digemari karena tiket yang terjangkau.