Selasa 20 Aug 2013 09:24 WIB

Ahok: Banyak Warga Jakarta Ogah Jadi Karyawan Pabrik

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Citra Listya Rini
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)
Foto: Republika/Adhi W
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)

REPUBLIKA.CO.ID KEBON SIRIH -- DKI Jakarta masih membutuhkan banyak pabrik yang  harus mampu membayar karyawannya diatas KHL. Tetapi pekerjanya banyak yang berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama alias Ahok mengatakan pabrik dengan skala kecil lebih baik pindah ke luar Jakarta. Meskipun pabrik tersebut dapat membayar karyawan di atas KHL tetapi terbatas.

Pekerja yang ingin bekerja di pabrik di DKI Jakarta pun sebagian besar berasal dari Jawa Timur dan Jawa Tengah. "Kalau mau jujur orang Jakarta yang tidak berpendidikan juga tidak mau bekerja," kata Ahok di Balai Kota, Jakarta, Selasa (20/8).

Mereka banyak yang bekerja seperti pak ogah yang sehari mendapatkan Rp 150 ribu.  Tetapi pekerja pabrik disiplin yang bekerja dari pagi hingga sore hanya mendapatkan Rp 75 ribu.

Mereka yang telah terbiasa menjadi tukang catut malas untuk pekerjaan terlatih. Pemprov DKI Jakarta akan bekerja sama dengan perusahaan otomotif untuk mendirikan pabrik di luar Jakarta.

Pabrik tersebut dapat merekrut pekerja di sekitar pabrik. Biaya transportasi dan perumahan pun akan lebih ringan karena biaya hidup di Jakarta lebih mahal.

Menurut Ahok, banyaknya warga DKI Jakarta yang menolak bekerja menjadi masalah terjadinya urbanisasi di Jakarta. Sehingga Pemprov DKI Jakarta tidak melarang warga non DKI Jakarta pindah ke Jakarta asal membawa uang banyak. 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement