REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Registrasi pedagang kaki lima (PKL) Pasar Tanah Abang yang akan menghuni kios baru berlangsung semerawut. Ratusan PKL tersebut berebut mendaftarkan nama mereka di lantai 4 Pasar Blok G Tanah Abang, Selasa (13/8). Mereka khawatir jika kuota yang tersedia segera akan penuh.
Jumlah kios yang tersedia di tempat mereka yang baru di Blok G tidak lebih dari seribu kios. Hingga saat ini, sudah lebih dari 950 pedagang yang sudah terdata. Kendati kuata hampir penuh, masih terbilang ratusan para pedagang belum terdaftar.
Petugas yang mendata tak henti-hentinya mensosialisasikan kepada PKL yang akan mendaftar. Untuk mendaftar, mereka harus membawa KTP dan kartu keluarga asli. Selain itu, mereka harus bisa menunjukkan bukti mereka benar-benar pedagang yang sudah lama di Tanah Abang.
Sementara perdebatan antara petugas dan PKL berkali-kali memanas. Sejumlah PKL yang mengaku sudah bertahun-tahun berdagang di Tanah Abang mengaku kecewa.
Mereka menyayangkan namanya yang tidak ada dalam daftar dinas Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), sedangkan mereka yang terkategori pedangang baru sudah terdaftar.
Sebelumnya, mereka sudah mendaftar ke dinas UMKM dan keluarahan pada 4 Agustus lalu. Namun ketika mendaftar, mereka tidak diberikan tanda bukti mereka telah terdaftar.
Salah seorang PKL Asril mengatakan, ada ketidaktransparanan pemerintah dalam mendata PKL yang akan dipindahkan. "Pedangang asli dan pribumi hanya mendapatkan jatah 25 persen. Sisanya itu dari luar," ujarnya.
Asril mengaku, saat pendataan pertama pada 4 Agustus lalu, ia sudah mendaftar. Namun ia menyayangkan ketika mendaftar ulang hari ini, namanya sudah tidak ada. "Kenapa orang yang baru daftar itu ada namanya," katanya.
Demikian juga dengan PKL Tanah Abang, Amran. Ia mengaku kecewa setelah melihat namanya tidak terdaftar. Pria yang sudah tujuh tahun menggeluti dunia PKL itu merasa dikorbankan. Ketika PKL sudah bersedia untuk dipindahkan, ternyata di tempat yang baru nama mereka tidak terdaftar.
Amran mengaku, begitu ada kabar akan PKL akan direlokasi ke blok G ia segera mendaftar. "Tanggal satu Agustus saya sudah mulai mendaftar. Saya sudah memenuhi persyaratan saat mendaftar. Setelah itu saya disuruh mendaftar lagi setelah lebaran. Ternyata ketika saya datang hari ini nama saya tidak ada," paparnya.
Setelah berdebat lama dengan petugas, Amran diminta lagi untuk datang hari Jumat depan (16/8). "Tapi jujur, kondisi fisik saya sudah tidak kuat untuk bolak balik mengurus ini," ujar pria yang mengaku tinggal di Depok itu.