Jumat 09 Aug 2013 15:52 WIB

Runway Bandara Gorontalo Belum Optimal

Rep: Halimatus Sadiyah/ Red: Hafidz Muftisany
  Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) memeriksa kondisi pesawat Lion Air di bandara Djalaludin, Gorontalo, Rabu (7/8).   (Antara/Adiwinata Solihin)
Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) memeriksa kondisi pesawat Lion Air di bandara Djalaludin, Gorontalo, Rabu (7/8). (Antara/Adiwinata Solihin)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Runway bandar udara (Bandara) Djalaludin, Gorontalo hingga Jumat (9/8) belum berfungsi penuh. Dari total 2500 meter panjang runway, hanya 1700 meter saja yang bisa difungsikan. Hal tersebut menyusul adanya peristiwa pesawat Lion Air JT 892 yang tergelincir Selasa (6/8) lalu.

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Herry Bakti Singayuda Gumay mengatakan, meski tak optimal, runway masih bisa digunakan. "Untuk pesawat penumpang regional jarak pendek," ujarnya di Jakarta, Jumat (9/8).

Dia menambahkan, hingga Kamis (8/8), pesawat Lion Air yang tergelincir tersebut belum bisa dievakuasi dari runway. Namun demikian, pesawat ATR sudah diterbangkan untuk membawa peralatan khusus.

Selain itu, kata Herry, tim dari KNKT beserta Ditjen Perhubungan Udara juga sudah berada di lokasi untuk melakukan pengecekan pesawat.

"Kita berharap runway bandara tersebut dapat segera beroperasi normal," kata dia.

Sebelumnya, pesawat Lion Air JT 892 tergelincir di Bandara Djalaludin Gorontalo. Sebanyak 110 penumpang harus dievakuasi menggunakan mobil ke terminal kedatangan. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement