Ahad 04 Aug 2013 11:37 WIB

Wali Kota Ambon Gelar Rakor Tangani Banjir

Rep: Fenny Melisa/ Red: Djibril Muhammad
Kondisi pemukiman warga Negeri Lima, Pulau Ambon, Maluku, tersapu banjir bandang akibat jebolnya waduk Way Ela, Kamis (25/7).
Foto: Antara
Kondisi pemukiman warga Negeri Lima, Pulau Ambon, Maluku, tersapu banjir bandang akibat jebolnya waduk Way Ela, Kamis (25/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy didampingi Dandim 1504 Asep Purwanto, Jumat malam (2/8) memimpin rapat koordinasi dan evaluasi pennggulangan banjir dan tanah longsor Kota Ambon.

Tiga topik utama yang dibahas yakni penanganan korban bencana, pembersihan Kota Ambon dari sampah/ lumpur serta pembangunan rumah/ infrastruktur yang rusak.

Wali kota Louhenapessy meminta, Senin (5/8) sampah/ lumpur dan material yang menyumbat gorong-gorong sudah selesai dibersihkan.

"Dengan demikian  korban bencana banjir yang menjalani bulan suci ramadhan dapat melaksanakan hari lebaran dengan nyaman", ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menirukan perkataan Wali Kota Louhenapessy pada keterangan pers yang diterima Republika, Ahad (4/8).

Sutopo mengatakan Wali kota Ambon juga menyinggung apakah BNPB akan menyiapkan buka bersama dan berlebaran bersama dengan para pengungsi seperti tahun lalu karena banjir yang melanda kota Ambon tahun lalu terjadi pada tanggal 1 Agustus.

Wali kota, tutur Sutopo, juga mengulang ucapan terima kasihnya kepada Presiden SBY dan BNPB yang telah mengirimkan bantuan logistik dan peralatan melalui pesawat Hercules pada Jumat (1/8).

Hadir dalam rapat Kapolres Ambon I Putu Bintang dan Pimpinan SKPD Kota Ambon, dan Kasubdit Air Bersih BNPB.

Sementara itu, Kepala Divisi Penanggulangan Bencana PMI Provinsi Maluku Sonny mengungkapkan saat ini hujan masih mengguyur Kota Ambon dengan intensitas ringan. Pemerintah, kata dia, telah mengeluarkan status tanggap darurat hingga 12 Agustus 2013.

"PMI Sendiri telah mendistribusikan bantuan non food item yaitu, hygien kit ke 11 lokasi yg terkena dampak banjir tanah longsor," kata Sonny dihubungi Ahad (4/8).

Sonny menuturkan korban pengungsi banjir yang tercatat oleh PMI Maluku ada 586 KK yang tersebar di 11 lokasi diantaranya  Hatiwe Kecil, Batu Merah, Kadewatan, Jalan Baru, Soabali, Negeri 5, Gereja Silo, Bank BTN Ponegoro, Tanah Tinggi, Lain, dan Ahuru.

Hingga saat ini, Sonny menyatakan, para pengungsi belum terserang penyakit apapun dan dinas kesehatan setempat telah membuat posko kesehatan di tempat pengungsian.

Bantuan yang dibutuhkan oleh pengungsi saat ini yaitu pakaian layak pakai, peralatan dapur seperti kompor, dan perangkat masak, selimut, dan terpal untuk menutupi bagian rumah yang terancam longsor.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement