REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Badan Intelijen Negara menelusuri kebenaran informasi penyadapan terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang diduga dilakukan oleh agen intelijen Inggris. Kepala BIN Marciano Norman di kantor Presiden Jakarta mengatakan, selama penelusuran belum selesai, Badan Intelijen Negara belum sepenuhnya percaya atas informasi tersebut.
"Saya berharap bahwa kita tidak sepenuhnya percaya kepada pemberitaan itu. Itu pemberitaan sepihak. Sehingga kita perlu melakukan klarifikasi-klarifikasi dengan pihak lain," ujar Marciano seperti dilansir situs voa.
Marciano minta publik tak langsung mempercayai pemberitaan yang dinilainya sepihak itu. Pihaknya menunggu hasil penyelidikan dari intelijen rekanan BIN di tiga negara yakni, Australia, Inggris dan Amerika Serikat, yang saat ini tengah berjalan.
"Kemudian hal (klarifikasi) ini dilakukan oleh Badan Intelijen Negara. Kita juga berkomunikasi dengan counterpart yang ada di tiga negara tersebut (yaitu Australia, Inggris dan Amerika Serikat) untuk kita mencari informasi yang sebenarnya menurut pandangan mereka seperti apa. Ini sedang dalam proses. Ini sedang dalam proses," kata Marciano.
Untuk ke depannya tambah Marciano, BIN akan mengevaluasi sistem pengamanan komunikasi untuk mencegah terjadinya kebocoran informasi akibat penyadapan.