REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Puluhan massa Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) mendatangi Kedutaan Besar Amerika Serikat (Kedubes AS) mempertanyakan posisi AS dalam krisis Mesir. Kudeta militer Mesir dinilai menciderai proses demokrasi yang berlangsung.
Ketua Umum PP KAMMI Andriyana menyesalkan pemerintahan AS dibawah Barack Obama membiarkan proses kudeta Mesir. Andriyana menyebut AS yang mengagungkan demokrasi dan menjunjung tinggi HAM hanya diam saat militer Mesir membantai warga sipil.
"Di mana AS saat militer Mesir mengangkangi demokrasi di sana?" kata Andriyana dalam orasinya di depan Dubes AS, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (29/7)
Menurut Andriyana, AS harusnya proaktif mendukung proses demokrasi di Mesir. AS juga seharusnya bisa mencegah kebrutalan militer Mesir yang membantai warga sipilnya. "Kami menuntut AS mendukung demokrasi dan menolak kudeta militer di Mesir," tegas Andriyana.
Setelah menyuarakan aspirasinya, massa aksi kemudian bergerak menuju Istana Negara. Di Istana Negara, KAMMI menuntut Pemerintah Indonesia proaktif mendukung demokrasi Mesir. Pemerintah harusnya berperan lebih aktif karena Mesir adalah negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia.
"Sangat memalukan jika Indonesia tidak proaktif mendukung demokrasi di Mesir," kata Andriyana.