REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nurul Arifin, anggota Komisi I DPR, menilai militer Indonesia berbeda dengan militer Mesir. Dalam proses transisi menuju demokrasi yang terjadi di Indonesia, kelompok militer cenderung mendukung supremasi sipil.
Hal berbeda terjadi di militer Mesir. Nurul menyatakan kelompok militer di sana cenderung belum bisa melepaskan diri dari politik praktis.
Alhasil, militer Mesir tergoda menggulingkan Presiden Muhammad Mursi yang terpilih secara demokratis. Ketika terjadi kesalahan kecil, militer Mesir langsung mengambil alih kekuasaan.
"Di Mesir, militernya belum menjalankan revolusi menyeluruh," katanya.
Ini berbeda dengan Indonesia yang telah mampu membuktikan bahwa demokrasi dan Islam bisa berjalan beriringan. Kondisi ini terjadi karena karateristik militer di Indonesia yang cenderungan mendukung supremasi sipil.
"Demokrasi dan Islam bisa beriringan. TNI di sini punya kesadaran menjalankan reformasi," ujarnya.