REPUBLIKA.CO.ID,CIANJUR--Ratusan pegawai negeri sipil Dinas Pengelolaan Keuangan Aset Daerah (DPKAD) Cianjur, terpaksa melaksanakan shalat di ruangan karena mesjid di lingkungan kantor tersebut ambruk, Selasa.
Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Namun kerugian akibat bangunan yang baru berdiri satu bulan itu, mencapai ratusan juta rupiah. Informasi dihimpun, masjid yang terletak di lantai dasar bangunan kantor bernilai miliaran rupiah itu, rubuh saat dini hari. Sebagian besar kaca pecah diduga akibat terbentur runtuhan genteng, hanya dinding masjid yang masih tersisa.
Endang (61) salah seorang staf di DPKAD, mengungkapkan, kejadian tersebut menjelang sahur. Namun dalam kejadian tersebut tidak menimbulkan korban jiwa karena saat itu dalam keadaan kosong. "Tidak ada yang tahu pasti, namun yang pertamakali mengetahui kejadian itu petugas keamanan yang hendak melaksanakan shalat subuh," katanya, Selasa.
Dia menuturkan, rangka besi yang menjadi penopang bangunan itu bengkok menjulur ke bawah, sehingga atap bangunan mesjid ambruk berserakan dilantai "Katanya pihak pelaksana akan memperbaiki kembali bangunan mesjid yang rubuh. Mesjid yang belum diberi nama ini baru berdiri satu bulan," ucapnya.
Sementara itu, Kepala DPKAD, Budi Rahayu, mengatakan, pihaknya telah melaporkan hal tersebut ke pihak Inspektorat Cianjur, rencanannya Inspektorat akan melakukan peninjauan, Rabu. "Saat ini staf kami hanya membersihkan puing-puing reruntuhan. Sedangkan bahan bangunan yang ada dilokasi tidak dibersihkan karena akan dijadikan barang bukti," katanya.
Sementara itu, pihak Dinas Tata Ruang dan Permukiman (Distarkim) Cianjur, membantah masjid tersebut rubuh karena kesalahan dalam spesifikasi teknis, namun akibat adanya kebocoran. "Ini karena kebocoran bukan karena kesalahan teknis dalam pembangunan," kilah Indra Gumilang petugas yang diperbantukan untuk pengelolaan teknis gedung DPKAD Cianjur.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
