REPUBLIKA.CO.ID, ACEH -- Setelah mengirim satu orang relawan selama empat hari untuk mendongeng di tujuh titik pengungsian wilayah Trienggadeng, Meureudu, dan Pante Raja, Pidie Jaya, Aceh, kini GEPPUK atau Gerakan Para Pendongeng Untuk Kemanusiaan kembali mengirim relawan. Kali ini satu orang relawan yang diberangkatkan tersebut akan melakukan pendampingan anak selama satu pekan.
"Setelah kami lakukan kaji cepat minggu lalu, kini Kak Rian Hamzah kami kirim untuk fokus melakukan pendampingan anak selama satu pekan di Posko Teungkleut, Trienggadeng, dan sekaligus membuat sebuah Taman Baca GEPPUK di sana," ujar Ahmad Fauzan selaku Ketua GEPPUK melalui keterangan tertulis di Jakarta (20/12).
Fauzan menambahkan, saat ini mereka sudah mendapat izin dari tokoh masyarakat Gampong Teungkleut untuk menjadikan lantai dua sebuah Meunasah atau Surau yang sudah tidak terpakai setelah terkena Tsunami menjadi Taman Baca dan tempat berkegiatan anak-anak. Rencananya sebelum tanggal 24 Desember Taman Baca sudah resmi beroperasi dan dikelola oleh relawan lokal.
"Buku-buku bacaan anak sudah kami bawa dari Jakarta. Sekarang masuk tahap merancang tata ruang Taman Baca. Untuk pengerjaannya nanti Insya Allah kami akan libatkan masyarakat untuk bergotong royong, bersih-bersih ruangan, membuat rak buku, agar rasa memiliki terhadap taman baca ini terbangun. Ditambah lagi pengelolanya nanti adalah relawan lokal yang kami beri pembekalan," tutur Rian Hamzah selaku eksekutor Taman Baca GEPPUK.
Program pendampingan anak dan taman baca ini merupakan sinergi antar lembaga dan komunitas yang peduli dengan anak-anak Pidie Jaya, Aceh, yaitu GEPPUK, Yayasan PAY DoIT, GerakBareng Community, Dongeng Ceria, dan Sekolah Relawan.