REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wasekjen DPP Partai Golkar Leo Nababan meminta agar tidak ada yang membandingkan hasil survei elektabilitas Aburizal Bakrie (Ical) dengan Jusuf Kalla (JK). Meski pun lembaga survei sering membanding-bandingkan tingkat elektabilitas antara Ical dengan JK.
Menurutnya, itu hanya untuk survei mereka sendiri. "Golkar itu secara resmi mengusung Ical sebagai capres bukan lainnya," katanya kepada Republika, Selasa, (23/7).
Menurut hasil survei Lembaga Survei Nasional (LSN) yang dirilis beberapa waktu lalu, elektabilitas Ical sebesar 37,2 persen. Sementara JK 36,1 persen, Akbar Tandjung 6,5 persen, Agung Laksono 2,7 persen, dan Fadel Muhammad 1,6 persen. Menurutnya, jangan sampai survei elektabilitas malah menjebak keduanya. "Pak Ical dan JK itu bersahabat baik, jangan menjebak mereka," katanya.
Sejauh ini, ujar Leo, JK juga tidak pernah mencalonkan diri menjadi capres. Karenanya, jangan sampai ia terpengaruh dengan lembaga survei. Apalagi, keputusan untuk mengusung siapa menjadi capres berada di tangan partai, bukan lembaga survei. "Kami mengusung Ical sebagai capres itu keputusan partai, jangan dikaitkan dengan lembaga survei," ujarnya.
Saat ini, kata dia, baru dua partai yang resmi mencalonkan capres, yakni Partai Hanura dan Golkar. Lainnya masih isu yang dihembuskan saja. "Jadi hanya dua capres yang sah saat ini dari Hanura dan Golkar," katanya.