REPUBLIKA.CO.ID, LANNY JAYA -- Ratusan meter barisan anak-anak Papua berseragam sekolah menyambut kedatangan dua Menteri di Kampung Tiom Kabupaten Lanny Jaya, Sabtu (20/7).
Kedatangan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh dan Menteri Kesehatan RI Nafsiah Mboi disambut lambaian tangan dan kibaran bendera kecil dari siswa siswi Papua dari TK hingga Perguruan Tinggi.
Dua menteri tersebut hadir dalam rangka meresmikan Pencanangan pembangunan kabupaten lanny jaya mandiri 2013. Keduanya disambut Gubernur Papua Lukas Enembe MH dan Bupati Lanny Jaya Befa Yigibalom MSi.
Bupati Lanny Jaya mengatakan, betapa inginnya rakyat Papua khususnya di Lanny Jaya untuk memulai pembangunan di segala bidang. Ia ingin melihat Papua suatu saat nanti menjadi kota pelajar dan kota modern, tidak lagi menjadi kaum yang terbelakang.
Befa mengatakan, pembangunan kotanya sudah dimulai sejak setahun belakangan. Pembangunan terjadi di bidang Pendidikan, fasilitas umum, pelayanan kesehatan, dan pertahanan keamanan. Menurutnya, tidak perlu menunggu arahan dan bantuan dari pemerintah baru berbuat.
"Kami ingin bapak ibu menteri melihat kami. Itu saja, kami tak minta apa-apa. Masyarakat ingin membuktikan bahwa mereka juga bisa, meskipun tanpa adanya bantuan pemerintah," ujarnya dalam pidatonya.
Saat ini, sudah ada 143 unit Paud dan Taman Kanak-kanak dengan jumlah siswa 12901, 60 Sekolah Dasar dengan 4211 siswa, 23 SMP dengan 1477 siswa, dan 5 SLTA.
"Adakalanya orang Papua sombong pada pemimpinnya. Tapi ini sombong yang baik," katanya membanggakan hasil jerih payahnya pada Mendiknas dan Menkes.
Kedatangan dua menteri disambut dengan ritual penyambutan berupa tari-tarian. Setelah acara peresmian berlangsung, lautan warga Papua memenuhi lapangan tempat digelarnya acara.
Mereka menggelar acara yang lazim mereka sebut sebagai bakar batu. Acara tersebut adalah membakar secara massal 120 babi untuk disantap bersama-sama.
Tak hanya itu, Menteri dan pejabat yang datang diberikan oleh-oleh berupa madu dan kelinci. Sebagaimana diklaim oleh Bafa, Tiom merupakan kota yang terkenal sebagai penghasil madu terbaik di Papua.
Demikian juga dengan kelinci yang didatangkan sebanyak dua truk. Kelinci tersebut wajib dibawa oleh menteri dan tamu yang datang. Sisanya dibagikan kepada anak-anak paud yang berebut menangkap kelinci.