REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Universitas Gadjah Mada, Arie Sudjito melihat dukungan yang berbeda terkait konvensi Partai Demokrat membuktikan adanya faksi di internal. Karenanya, bukan tak mungkin malah semakin meruncingkan friksi dan kemudian berujung perpecahan. "Kita lihat saja pengamalaman Kongres Demokrat di 2004," kata Arie, Jumat (19/7).
Ia menambahkan, kader Demokrat semestinya menyadari kalau hal terpenting dari konvensi ini adalah menjaring capres yang sesuai keinginan masyarakat. Sehingga, pertarungan wacana mestinya bertumpu pada persoalan mekanisme pelaksanaan. Bukan pada siapa calon yang pantas dimenangkan. "Konvensi ini mau dijadikan akal-akalan menaikan citra atau serius menjaring pemimpin. Itu yang penting," ujarnya.
Menurutnya, faksionalisasi kader yang sudah tercermin sejak sekarang bisa menjadi bumerang bagi para peserta konvensi. Arie menyatakan bukan tidak mungkin peserta konvensi yang berhasil mendapat elektabilitas suvei tertinggi bakal digembosi dari internal sendiri. "Lihat misalnya pengalaman Wiranto di Konvensi Golkar 2004 lalu," katanya.