REPUBLIKA.CO.ID,BANDA ACEH--Dinas Pendidikan Provinsi Aceh menyiapkan ruang darurat untuk proses belajar dan mengajar anak-anak sekolah pascagempa di Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah.
"Kami akan menyiapkan ruang kelas darurat, baik dari bangunan kayu maupun tenda-tenda sehingga proses belajar dan mengajar nanti bisa tetap berjalan," kata Kepala Dinas Pendidikan Aceh Anas M Adam di Banda Aceh, Kamis.
Gempa berkekuatan 6,2 skala Richter telah menguncang Aceh Tengah dan Bener Meriah pada Selasa (2/7) hingga mengakibatkan sebanyak 372 rumah sekolah rusak berat dan kini tidak bisa difungsikan lagi.
"Selama bulan Ramadhan ini kami terus mempersiapkan ruang kelas darurat, sehingga saat pembelajaran dimulai maka aktivitas belajar-mengajar bisa berjalan meski di bawah tenda atau bangunan sementara," kata Anas saat melaporkan perkembangan penanganan gempa kepada Gubernur Aceh Zaini Abdullah.
Ia menjelaskan bahwa untuk program tanggap darurat membangun ruang kelas darurat, Dinas Pendidikan Aceh akan melibatkan para kepala sekolah dan masyarakat setempat, kata dia menambahkan. Anas M Adam menyebutkan bahwa Pemerintah Aceh mengalokasikan dana masa tanggap darurat untuk pemulihan pendidikan sebesar Rp13,884 miliar.
"Kami juga sedang memprogramkan untuk meminta bantuan guru dari luar kawasan bencana agar bisa membantu mengajar sementara di sekolah-sekolah darurat tersebut," kata Anas M Adam menjelaskan. Selain kerusakan sekolah, kata dia, gempa juga mengakibatkan hancurnya rumah guru di sejumlah kecamatan di Aceh Tengah dan Bener Meriah.