REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deklarasi pasangan Wiranto-Hary Tanoesoedibjo sebagai capres dan cawapres yang diusung Partai Hanura menuai reaksi beragam. Duet ini memang ideal, hanya saja dikhawatirkan bakal terbentur aturan presidential threshold.
Untuk itu diperlukan alternatif lain guna memunculkan pemimpin terbaik bagi Republik ini. Opsi menduetkan Mahfud MD dan Hary Tanoesoedibjo diyakini bakal menjadi tawaran menarik ke publik.
“Sosok Mahfud MD-Hary Tanoe saling melengkapi serta merepresentasikan semangat pluralisme dan perubahan yang selama ini diusung PKB,” kata Wakil Bendahara Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Bambang Susanto di Jakarta, Rabu (3/7).
Bambang menegaskan, tidak menutup kemungkinan PKB dan Hanura bisa berkoalisi pada Pemilihan Presiden 2014. Sebab, untuk bisa mengusung satu paket capres dan cawapres diperlukan suara cukup besar. Di antara kedua partai juga terdapat banyak kesamaan. Dia juga menyakini duet ini bakal menjadi magnet untuk menarik partai lain ikut bergabung dalam koalisi.
Dalam kaitan ini, PKB juga telah mengadang-gadang Mahfud MD sebagai calon presiden. Musababnya, desakan dari para kiai serta konstituen cukup besar. “Lima kiai besar berpengaruh telah meminta kepada PKB agar mengusung Mahfud MD, karena Mahfud berasal dari kalangan internal,” ungkapnya.