Jumat 28 Jun 2013 17:40 WIB

Redam Inflasi, Bulog Banyumas Akan Gelontorkan Raskin 24 Ribu Ton

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Djibril Muhammad
Pekerja menata karung-karung beras untuk rakyat miskin (raskin) di gudang Badan Urusan Logistik (Bulog) Kelapa Gading, Jakarta.
Foto: Antara/Rosa Panggabean
Pekerja menata karung-karung beras untuk rakyat miskin (raskin) di gudang Badan Urusan Logistik (Bulog) Kelapa Gading, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Dalam rangka meredam lonjakan inflasi pascakenaikan harga BBM beberapa waktu lalu, Bulog Sub Divre IV Banyumas akan menggelontorkan beras di wilayah eks Karesidenan Banyumas sebanyak lebih dari 24 ribu ton.

Beras sebanyak itu, rencananya akan didistribusikan sepanjang Juni, Juli dan Agustus 2013 dalam bentuk penyaluran raskin. "Selama tiga bulan, akan ada enam kali penyaluran raskin. Setiap bulan, dilakukan dua kali penyaluran di awal bulan dan akhir bulan," jelas Humas Bulog Sub Divre IV Banyumas, Priyono, Jumat (28/6).

Dia menyebutkan, kebijakan penyaluran raskin yang juga merupakan bagian dari program kompensasi kenaikan harga BBM ini, dipilih dilakukan pada ketiga bulan itu, karena potensi terjadi inflasi tinggi memang terjadi di ketiga bulan tersebut.

Tekanan inflasi, menurut dia, tidak hanya datang sebagai dampak dari kenaikan harga BBM. Tapi juga karena menjelang Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.

"Selama ini, komoditi beras termasuk salah satu penyumbang terbesar inflasi. Jika harga beras mengalami lonjakan, maka tekanan inflasi menjadi makin kuat," katanya.

Untuk penyaluran raskin Juni, di awal bulan sudah dilakukan penyaluran raskin yang merupakan program raskin reguler. Sedangkan di akhir bulan, merupakan penyaluran raskin kompensasi BBM, yang dilaksanakan selama dua hari, Kamis (27/6) dan Jumat (28/6).

Metode serupa juga dilakukan pada Juli dan Agustus 2013. Pada awal bulan, beras yang disalurkan adalah beras yang masuk dalam program raskin reguler, sedang di akhir bulan, beras yang disalurkan adalah program raskin kompensasi BBM.

Dengan demikian, tiga kali penambahan penyaluran raskin kompenasasi BBM, dilakukan selama Juni, Juli dan Agustus. "Dengan adanya tiga kali penambahan penyaluran raskin, berarti sepanjang tahun 2013 ini, dilakukan 15 kali penyaluran raskin," katanya menjelaskan.

Soal kemungkinan dilakukannnya operasi pasar, Priyono berharap setelah penambahan tiga kali penyaluran raskin ini, maka harga beras di pasaran tidak mengalami lonjakan yang luar biasa.

Dia menyebutkan, sejak kenaikan harga BBM hingga saat ini, harga beras jenis medium di wilayah eks Karesidenan Banyumas, masih stabil pada kisaran harga Rp 6.600-Rp 6.800 per kg tergantung kualitasnya.

"Mudah-mudahan saja, penambahan penyaluran raskin sebanyak tiga kali ini, bisa meredam lonjakan harga beras di masyarakat," katanya menjelaskan.

Dia memperkirakan harga beras tidak akan mengalami lonjakan, karena cadangan beras yang disimpan petani sebanarnya masih cukup banyak.

"Panen raya pertama tahun 2013, baru berakhir April-Mei lalu. Jadi, kami perkirakan cadangan beras yang disimpan petani masih cukup banyak. Apalagi, saat ini sawah-sawah di wilayah Banyumas juga sudah ditanami, dan diperkirakan sudah akan panen raya lagi pada September-Oktober," katanya menjelaskan.

Mengenai stok beras yang ada di gudang-gudang Sub Divre IV, dia menyebutkan, bila penyaluran raskin dilakukan dalam jumlah yang normal, 12 kali setahun, maka stok beras yang kini tersimpan di gudang Bulog, akan cukup untuk memenuhi kebutuhan raskin hingga Februari 2014.

Namun dengan ada penambahan tuga kali penyaluran raskin, maka stok yang ada sekarang masih cukup untuk kebutuhan penyaluran November 2013. Meski demikian dia menyebutkan, pengadaan beras yang dilakukan Bulog, saat ini masih terus berlangsung.

Dia mengaku, dalam kondisi normal puncak panen setoran beras ke Bulog bisa mencapai 2 ribu ton per hari. Namun pada saat petani tidak mengalami panen seperti sekarang, maka penyerapan mengalami penurunan menjadi 250 ton per hari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement