REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesian Police Watch (IPW) meminta polisi memperketa pengawalan ketika pengataran bahan peledak dilakukan. Permintaan itu menyusul hilangnya 250 dinamit siap ledak beserta detonatornya.
Ketua Presidium IPW, Neta S Pane menjelaskan, pengawalan bahan peledak ketika diantar dari distributor ke pemesan, harus sama seperti pengawalan mobil pembawa uang. "Bahkan lebih ketat," katanya, Jumat (28/6).
Sebab, menurut Neta, barang yang dibawa lebih berbahaya dari uang. Kalau uang yang hilang hanya berimbas kepada ruginya sejumlah pihak. Namun, jika hulu ledak yang hilang, imbasnya ke seluruh masyarakat.
Kekhawatiran akan muncul berlebihan dari masyarakat karena menyangkut hulu ledak yang diasosiasikan dengan peledakan. "Bagaimana jika jatuh ke tangan teroris?" tanya Neta.
Menurut Neta, segala kemungkinan bisa terjadi dan tidak mustahil dinamit itu disalahgunakan orang yang tidak bertanggung jawab. Karenanya, Neta meminta kejadian itu tidak boleh terulang. Sebab, akibatnya bisa fatal bagi pemerintah. "Ini kecerobohonan, semoga tidak terulang," harap Neta.