REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Perseroan Terbatas Bio Farma, satu-satunya produsen vaksin dan antisera di Indonesia tercatat sanggup memenuhi 2/3 kebutuhan vaksin dunia dengan kualitas vaksin standard Badan Kesehatan Dunia (WHO).
"Kita harus bangga dengan Bio Farma yang telah mampu memenuhi dua pertiga dari kebutuhan vaksin dunia," kata pakar kesehatan umum dengan peminatan khusus vaksin Dr. Julitasari Sundoro pada seminar edukasi vaksin dengan tema "Vaksinasi Meningkatkan Kualitas Hidup Generasi Bangsa" di Bandung, Selasa (25/6).
Julitasari mengemukakan bahwa sekitar 40 persen dari produk Bio Farma digunakan untuk memenuhi kebutuhan vaksin di dalam negeri, dan 60 persen untuk kepentingan ekspor.
Dalam usianya yang ke-123 pada tahun ini, Bio Farma telah mengekspor vaksin ke 123 negara di dunia.
Ia juga menyatakan bangga bahwa dari 23 negara Islam penghasil vaksin, baru Indonesia (dalam hal ini PT Bio Farma) yang telah mendapatkan sertifikat prakualifikasi WHO untuk produk vaksin.
Prakualifikasi merupakan penilaian independen untuk kualitas, keamanan, dan keampuhan vaksin guna memastikan vaksin bisa dipakai untuk target penduduk serta untuk memenuhi kebutuhan program imuniasi.
Menurut Julitasari, vaksin dibutuhkan untuk menurunkan angka kematian bayi dan balita, terutama untuk pencegahan penyakit menular. Sebelum vaksin digunakan secara luas, terlebih dahulu dilakukan penelitian secara bertahap selama 10--15 tahun.
Tak hana itu menurut Kepala Divisi Surveilans Bio Farma itu, sudah ada fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang mengemukakan bahwa vaksin polio itu halal, apalagi vaksin-vaksin lainnya.
"Dengan demikian, berarti vaksin Bio Farma itu thoyib (baik ) dan halal," kata pakar vaksin Bio Farma Novilia S. Bachtiar yang juga hadir dalam acara tersebut.