REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kepala BNPB, Syamsul Maarif mengakui pemerintah Indonesia memerlukan bantuan khususnya pesawat yang bisa melakukan bom air atau water bombing di kawasan Riau. Saat ini, sarana dan prasarana yang ada tidak mencukupi.
"Yang lebih penting adalah justru kita sekarang menunggu ketersediaan pesawat yang kita perlu untuk water bombing,” katanya, Selasa (25/6).
Ia mengaku sudah meminta bantuan dari Kementerian Luar Negeri untuk mencarikan pesawat yang memadai dari negara lain, seperti Rusia, Kanada, Australia, atau Korea. Nantinya pesawat tersebut akan disewa untuk membantu proses hujan buatan. Setidaknya, BNPB membutuhkan dua pesawat.
Selain itu, butuh pula helikopter dengan kapasitas yang tinggi. Saat ini, ia melanjutkan, sudah ada tiga helikopter tetapi kapasitasnya masih kecil. "Kita butuh helikopter berkapasitas tinggi apalagi kalau melihat ancaman yang sangat berat," katanya.
Ia mengatakan pada perkembangan terakhir, dilaporkan ada 265 titik api. Menurut dia, BNPB bertindak untuk menyelamatkan masyarakat Indonesia sebab korban lebih banyak dari tanah air dibandingkan negara tetangga.
"Korban paling banyak ya Indonesia-lah. Kita ini bertindak untuk menyelamatkan masyarakat Indonesia. Bahwa kemudian kalau ada alam yang membantu asap itu bergerak kepada negara tetangga, its ok. Ini juga tidak semata-mata karena manusia tapi alam juga," katanya.