Ahad 23 Jun 2013 15:56 WIB

'SBY Blunder Pertahankan Menteri PKS'

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: Nidia Zuraya
Ketua Sekretariat Gabungan (Setgab) Partai Koalisi, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, bersama pimpinan Setgab menggelar jumpa pers di Kediaman SBY di Cikeas, Bogor, Rabu malam (14/3).
Foto: Haji Abror Rizki/Rumgapres
Ketua Sekretariat Gabungan (Setgab) Partai Koalisi, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, bersama pimpinan Setgab menggelar jumpa pers di Kediaman SBY di Cikeas, Bogor, Rabu malam (14/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Lingkar Madani Indonesia (LIMA), Ray Rangkuti menilai langkah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mempertahankan tiga menteri PKS di kabinet sebagai blunder.

Menurutnya sikap SBY tersebut mencerminkan ketidaktegasan pemimpin koalisi terhadap anggotanya yang mbalelo dengan kebijakan pemerintah.

"Itu blunder," kata Ray kepada wartawan di Jakarta, Ahad (23/6).

Pilihan politik SBY mempertahankan menteri PKS di kabinet bisa berdampak sistemik terhadap perilaku politik anggota koalisi lain. Ray mengatakan partai lain - yang memegang kunci koalisi - seperti Golkar bakal tertular virus mbalelo yang dimiliki PKS. Dengan politik saling sandera terkait kebijakan-kebijakan pemerintah bakal terus menguat jelang Pemilu 2014. "Golkar bisa ikut-ikutan cari gara-gara dengan pemerintah," ujar Ray.

Ray melihat SBY sedang memanfaatkan rumor konflik di internal PKS soal kenaikan harga BBM bersubsidi. SBY berharap pilihan politiknya mempertahankan tiga menteri PKS dikabinet bisa membuat para menteri itu hijrah menjadi kader Demokrat. Jika analisa ini benar, kata Ray, pilihan politik SBY bakal banyak menghadapi tentangan di internal Demokrat sendiri. "Penetapan caleg (Demokrat) sudah selesai. Apakah bisa diterimaka dengan mudah di Demokrat," kata Ray.

Di sisi lain Ray mengatakan para menteri PKS di kabinet semestinya patuh terhadap keputusan partai. Pasalnya mereka tidak mungkin berada di kabinet tanpa peran politik PKS. "Seorang Tifatul misalnya apa bisa menjadi Menkoinfo tanpa peran PKS," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement