Jumat 21 Jun 2013 05:02 WIB

Ali Masykur Musa Jadi yang Pertama Dapat Gelar Suku Sasak

Ali Masykur Musa
Foto: Istimewa
Ali Masykur Musa

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Anggota BPK Ali Masykur Musa mendapatkan gelar dari Dewan Sasak Muda Bersatu (Desak Datu) Nusa Tenggara Barat. Gelar yang diberikan kepada Ali yaitu, Tirangge Prianom Sasak. Prosesi penganugerahan gelar ini dilaksanakan di halaman kantor Gubernur NTB, Kamis (20/06).

Pada prosesi pemberian gelar ini, Cak Ali, panggilan akrab Ali Masykur, mengenakan baju adat bernuansa hitam dan merah. Dengan sebilah keris berwarna emas di punggungnya. Sebelumnya, di luar halaman, Cak Ali, diarak oleh rombongan laki-laki dan perempuan dalam busana adat dan alunan musik khas Sasak. Setiba di halaman, Cak Ali disambut oleh seorang pemuka adat yang mengalungkan selendang cerah di pundaknya. Sejurus kemudian, percikan air bunga mendarat ke kepalanya, sebagai tanda penghormatan sebagai keluarga Sasak.

Ketua Dewan Sasak Muda Bersatu Lalu Winengan mengatakan, Cak Ali dinilai sebagai sosok yang dekat dan memberikan perhatiannya pada keberagaman suku dan budaya di Provinsi NTB, khususnya komunitas Sasak. Selain itu, Lalu Winengan juga menyatakan, komitmen Cak Ali terhadap kebangsaan mengingatkannya kepada seorang Tirangge. Yaitu, sebutan bagi Panglima cerdas yang memimpin pasukan Kerajaan Selaparang untuk menyatukan Lombok. "Tak ada keraguan jika kami memberikan gelar keluarga Sasak kepada Cak Ali," tegasnya.

Lalu Winengan mengakui, Cak Ali merupakan orang pertama di luar suku Sasak yang mendapatkan gelar tersebut. "Belum pernah ada orang di luar suku Sasak yang menerima gelar ini, baru Pak Ali Masykur. Ini adalah kehormatan kecil atas dedikasi beliau kepada warga Sasak," terangnya.

Dalam sambutannya, Cak Ali menyebut gelar adat itu sebagai sebuah kepercayaan besar. "Semoga menambahkan semangat kami untuk terus berdedikasi dan memberikan manfaat kepada masyarakat di negeri ini," ujar Cak Ali.

Menurut Cak Ali, kearifan lokal masyarakat Sasak yang didasarkan atas adat dan budaya masyarakatnya merupakan nilai positif yang memengaruhi perilaku masyarakat Sasak NTB dalam mengelola alam dan lingkungannya. Budaya ini pun terus diturunkan lintas generasi.

"Nyata terlihat, di NTB, semua agama dan suku bisa hidup berdampingan. Sikap damai suku Sasak memberikan inspirasi bagi saya untuk ikut menebarkan kedamaian di mana saja," terang tokoh muda Nahdlatul Ulama tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement