Rabu 19 Jun 2013 19:05 WIB

Cawalkot RIDO, Akan Buat Bansos 'Online'

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Djibril Muhammad
Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Calon Wali Kota (cawalkot) Bandung yang diusung PKS dan Gerindra, Ridwan Kamil dan Oded M Danial (RIDO) menggagas konsep sistem pengelolaan Bansos dan Hibah melalui media online.

Ini dilakukan, agar penggunaan anggaran publik bisa berjalan lebih transparan. Namun, hal ini bisa terwujud kalau Ia terpilih menjadi Wali Kota Bandung.

"Selain menjadi sumber korupsi, ketidaktransparanan pun berpotensi menjadi sumber fitnah," ujar Ridwan usai Seminar Pemuda dan Korupsi di Gedung Indonesia Menggugat, Rabu (19/6).

Ridwan menjelaskan, ketidak-transparanan dalam pengelolaan dana hibah dapat menimbulkan masalah dan peluang negatif. Sumber fitnah, artinya mereka yang betul-betul menerima dan tidak ada masalah secara administrasi dan pertanggungjawaban akhirnya menjadi sumber rumor yang sebenarnya tidak benar.

Ridwan mengaku, belum lama ini juga sempat terkena isu black campaign terkait Bansos yang dikabarkan disalahgunakan organisasi yang menaunginya.

Dikatakan Ridwan, program yang diberi nama 'Sabilulungan' atau penyaluran bantuan sosial yang dilakukan secara online ini, caranya sederhana yakni dengan memanfaatkan teknologi.

Program ini, kata dia, sebagai upaya kecil mencegah terjadinya penyelewangan penyaluran dana bansos atau dana bansos dikorupsi.‬‬ Sebab, bansos online memang prinsipnya transparasi dalam pengelolaan.‬‬ ‪‪

Artinya, kata Ridwaw, melalui program ini semua pihak akan tahu siapa yang mengajukan proposal bansos, berapa nilainya dan bagaimana bentuk pertanggungjawabannya‬‬. Jadi, warga beserta elemen masyarakat lainnya bisa melakukan pengawasan di mana pun dan kapan pun.

"Kalau sekarang karena tidak diakses secara online, maka warga mau bagaimana bisa mengawasinya," katanya.

Ditanya mengenai apakah gerakan ini sebagai reaksinya atas black campaign yang menimpa dirinya beberapa waktu lalu, Ridwan mengaku tak ada hubungannya.

Menurut dia, gagasan ini telah ia programkan jauh sebelum isu black campaign itu mencuat. Gagasan ini pun, kata Ridwan, diharapkan jadi langkah untuk merevolusi pengelolaan dana publik dengan baik.

"Gagasannya sudah lama. Tapi karena isu itu mencuat, gagasan ini sekaligus sebagai jawaban," kata Ridwan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement