REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) secara online di Jakarta dijamin aman tanpa hambatan kerusakan server. PPDB online diterapkan untuk jenjang sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah aonline dtas (SMA), dan sekolah menengah kejuruan (SMK).''Insya Allah tidak ada hambatan lagi karena Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta telah bekerja sama dengan PT Telkom,” ujar Kepala Suku Dinas Pendidikan Menengah (Dikmenti) Jakarta Barat Slamet Widodo.
Ditemui usai sosialisasi PPDB Jakarta Barat di Gedung Serbaguna GOR Grogol Petamburan, akhir pekan lalu, Slamet mengatakan, orang tua murid bisa mengakses situs sd.ppdbdki.org dan jakarta.siap-ppdb.com untuk pendaftaran. Ini mudah dan cepat.
PPDB SD, SMP, SMA, dan SMK dimulai serentak pada 22 Juni dan berakhir 25 Juni 2013. Sosialisasi yang rencananya diikuti 400 orang tua murid dari empat kecamatan, ternyata membeludak menjadi seribu lebih akibat antusiasme warga.
Yusen Hardiman, kasie SMA Sudin Dikmen Jakarta Barat, mengatakan jumlah undangan ditingkatkan menjadi 800, tapi yang datang lebih dari itu. Lebih 90 persen peserta sosialisasi adalah ibu-ibu yang akan menyekolahkan anak-anak mereka ke SD dan SMA. Mereka memadati ruang berkapasitas 700 orang sehingga terjadi pembeludakan sampai ke luar.
PPDB secara online relatif berbeda dibandingkan tahun sebelumnya. Hendi Setiawan, kepala seksi Standardisasi dan Akreditasi Dinas Pendidikan DKI mengatakan, PPDB 2013 memiliki dua jalur, yakni umum dan lokal. “Untuk SMA berlaku jalur umum dan lokal. Untuk SMK hanya berlaku jalur umum,” ujarnya.
Untuk tahap pertama, berlaku jalur umum. Calon siswa bisa memilih SMA di manapun di wilayah Jakarta yang disukai. Jika diterima, siswa harus mendatangi sekolah itu dan mendaftar ulang. “Jika diterima, tapi tidak mendaftar ulang, dinyatakan gugur dan tidak boleh mengikuti pendaftaran lewat jalur lokal,” kata Hendi.
Namun, jika tidak diterima di sekolah yang diinginkan, bisa mengikuti pendaftaran lewat jalur lokal. Siswa harus memilih salah satu sekolah di wilayah tempat tinggalnya. Jika tidak diterima juga, terpaksa mencari sekolah swasta.
Setiap SMA mengalokasikan masing-masing 45 persen untuk jalur umum dan lokal. Selain itu, disediakan masing-masing lima persen untuk siswa dari luar Jakarta dan siswa berprestasi.
Kuota khusus juga diberikan kepada anak-anak berkemampuan khusus. “Setiap sekolah harus menerima masing-masing dua. Tidak boleh ada sekolah menolak,” tuturnya.
Untuk SMA, 90 persen jalur umum dan masing-masing lima persen untuk siswa berprestasi dan dari luar Jakarta. Siswa berprestasi dibagi menjadi dua; akademik dan nonakademik. Pemenang Olimpiade Science Nasional, misalnya, tinggal memilih sekolah di manapun di Jakarta. Untuk prestasi nonakademik, misalnya olahraga, ada sejumlah kriteria yang harus dipenuhi.
“Hanya mereka yang berprestasi di event olahraga yang diselenggarakan pemerintah boleh menggunakan jalur ini,” kata Hendi. “Jadi, juara turnamen bulu tangkis yang diselenggarakan swasta tidak akan bisa melewati jalur ini.”
Jumlah kursi SMA yang tersedia untuk PPDB 2013 antara 3.500 sampai 4.000. Untuk SMK sekitar 2000-an, sedangkan kursi SMP sekitar 12.800. Jika setelah penerimaan lewat jalur umum dan lokal selesai dan masih tersedia jumlah kursi kosong, Diknas DKI Jakarta akan menggelar PPDB tahap kedua pada awal Juli.