Ahad 16 Jun 2013 22:42 WIB

Oknum Polisi Mabuk Dinilai Ancaman Bagi Masyarakat

Rep: Gilang Akbar Prambadi/ Red: Yudha Manggala P Putra
Penembakan (ilustrasi).
Foto: mjknightsmilitaryeffects.co.uk
Penembakan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi penembakan oleh oknum polisi yang menewaskan seorang Satpam pada Sabtu tengah malam (15/6) di Semarang, Jawa Tengah (Jateng) dinilai sebagai masalah yang harus mendapat perhatian serius kepolisian.

Briptu Priya Yustianto anggota Polrestabes Semarang diduga dalam keadaan mabuk berat, menembak Nucky Nugraha (23 tahun) yang juga rekannya melakukan penjagaan di sebuah perusahaan di Semarang.

 

Perbuatan Priya yang tidak hanya asal menembak tapi juga mabuk dinilai semakin mencoreng nama Polri di mata masyarakat. “Polisi mabuk, lalu main tembak? Semakin mencemaskan, kasian masyarakat kalau pelindungnya sendiri malah mabuk-mabukan,” ujar Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Hamidah mengkritisi aksi oknum polisi tersebut Ahad (16/6).

 

Hamidah berujar, kasus penembakan seenaknya oleh polisi bisa dikatakan sudah mencapai taraf ‘biasa’ di mata masyarakat. Sejumlah kasus main tembak yang diperagakan oleh oknum kepolisian sudah bukan berita baru lagi di negeri ini.

 

Tapi, poin polisi mabuk lalu berbuat anarkis inilah menurutnya yang bisa mengancam. Minum-minum air beralkohol untuk sebagian golongan bisa saja dibenarkan, namun dalam lingkup penegak hukum, dia memandang hal itu perlu dikurangi.

 

Terlepas dari perilaku Priya merupakan aksi yang berasal dari sikap pribadi tanpa membawa nama institusi, namun Hamidah tetap menilai Polri perlu secepatanya mengambil sikap.”Kalau terus berulang, minum-minum, mabuk, hilang akal, lalu menembak masyarakat, tentu akan menjadi masalah,” ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement