Selasa 11 Jun 2013 19:11 WIB

'Darah Rakyat Haram Kau Hisap (Aher)...!'.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Djibril Muhammad
Ahmad Heryawan
Foto: Antara/Fahrul Jayadiputra
Ahmad Heryawan

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ratusan massa dari LSM Pemuda Mandiri Peduli Rakyat (PMPR), menggelar aksi unjuk rasa di Halaman Gedung Sate, Selasa (11/6).

Mereka menggelar aksi unjuk rasa menolak pelantikan Ahmad Heryawan yang akrab disapa Aher, sebagai gubernur Jawa Barat periode 2013-2018 pada 13 Juni.

Massa tersebut datang ke Gedung Sate dengan menggunakan angkutan kota dan bus. Puluhan orang berpakaian putih dan serban hijau, ikut dalam aksi tersebut. Sebagai bentuk penolakan, mereka menuliskan pesan di atas kain putih dengan darah.

Ketua umum PMPR, Joker melukai telapak tangan kirinya dengan pecahan kaca. Darahnya dikumpulkan pada mangkok kecil plastik. Salah seorang perwakilan PMPR kemudian menggunakan darah itu untuk melukis pesan dengan kuas kecil di atas kain putih. Isi tulisannya adalah 'Darah Rakyat Haram Kau Hisap...!'.

"Ini wujud kepedulian kami pada rakyat, darah pun akan kami keluarkan untuk perjuangan," kata Sekjen PMPR, Yahya, kepada wartawan.

Yahya mengatakan, ada beberapa alasan kenapa ia menolak pelantikan Aher. Salah satunya, karena melukai hati para ulama di Jabar. Sebab, di balik terpilihnya Aher, ada doa dari para ulama. "Tapi beliau tidak menjalankan amanah dan tugasnya dengan arif dan bijaksana," katanya.

Menurut Yahya, pihaknya mempersoalkan bantuan dari negara di Timur Tengah bagi para ulama. Tapi yang sampai, hanya sebagian saja. Oleh sebab itu, massanya menolak Aher dilantik.

Jika Mendagri tetap melantik Aher, Ia mengancam akan mengerahkan massa dalam jumlah banyak untuk beraksi. "Kami akan demo besar-besaran kalau Aher tetap dilantik," katanya.

Selain menuntut Aher tidak dilantik, massa yang berjumlah sekira 100 orang itu juga menyuarakan sejumlah tuntutan. Di antaranya usut kasus anggaran kampanye yang menggunakan dana CSR, menuntut Aher minta maaf pada rakyat dan para ulama se-Jabar, serta menuntut Aher diperiksa dalam kasus Asian Development Bank (ADB) sebesar Rp260 miliar yang disalurkan kepada beberapa universitas negeri dan swasta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement