Ahad 09 Jun 2013 13:18 WIB

Bendera Setengah Tiang Berkibar di Istana

Petugas mengangkat foto almarhum Ketua MPR Taufiq Kiemas di rumah duka Jl Teuku Umar no 27 Jakarta Pusat, Sabtu (8/6).
Foto: Antara/Reno Esnir
Petugas mengangkat foto almarhum Ketua MPR Taufiq Kiemas di rumah duka Jl Teuku Umar no 27 Jakarta Pusat, Sabtu (8/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bendera Merah Putih tampak berkibar setengah tiang di halaman Istana Merdeka, Jakarta, Ahad (9/6) pagi, sebagai bentuk rasa dua cita atas wafatnya Ketua MPR Taufiq Kiemas.

Selain di halaman Istana Merdeka, bendera Merah Putih setengah tiang juga berkibar di kediaman pribadi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Puri Cikeas Indah, Bogor.

Pengibaran bendera setengah tiang itu merujuk pada imbauan Presiden terhadap seluruh rakyat Indonesia untuk mengibarkan bendera Merah Putih setengah tiang selama dua hari sebagai rasa duka cita atas wafatnya Taufiq Kieamas.

"Saya mengajak saudara kami rakyat Indonesia untuk mengibarkan bendera setengah tiang selama dua hari," kata Presiden dalam keterangan pers tidak lama setelah mendengar kabar duka itu.

Presiden mengatakan pengibaran bendera setengah tiang itu dimaksudkan sebagai rasa duka cita yang mendalam atas wafatnya suami Presiden RI ke-5 itu. Sekalipun menurut Undang-Undang yang berlaku pengibaran bendera setengah tiang hanya dilakukan di kantor lembaga negara atau instansi terkait.

Sementara itu, dalam suasana duka yang diselimuti cuaca yang cerah, upacara kenegaraan pemakaman sebagai tanda penghormatan dari negara kepada Taufiq Kiemas dimulai sekitar pukul 11.25 WIB setelah jenazah almarhum tiba di Taman Makam Pahlawan Kalibata pada pukul 11.00 WIB.

Upacara kenegaraan itu dimulai dengan pembacaan biografi Taufiq Kiemas yang diikuti dengan Apel Persada yang dipimpin oleh Presiden Yudhoyono.

Dalam Apel Persada tersebut, Presiden mengatakan bahwa Taufiq Kiemas telah berbakti kepada bangsa dan negara hingga akhir hayatnya.

"Saya Presiden Republik Indonesia atas nama negara dan bangsa Indonesia mempersembahkan ke persada ibu pertiwi, jiwa dan raga serta jasa-jasa almarhum Taufiq Kiemas," kata Presiden.

Presiden pun menilai dharma bakti yang telah diberikan Taufiq Kiemas kepada nusa dan bangsa layak menjadi suri teladan bagi masyarakat Indonesia.

Kemudian, acara kenegaraan pemakaman tokoh PDI Perjuangan itu dilanjutkan dengan memasukkan jenazah ke dalam liang lahat yang diiringi dengan satu tembakan salvo dan musik dari lagu 'Gugur Bunga'.

Upacara kenegaraan untuk pemakaman Taufiq Kiemas pun ditutup dengan pembacaan doa oleh Menteri Agama Suryadharma Ali, dan upacara pemakaman itu usai pada pukul 12.00 WIB.

Ketua MPR Taufiq Kiemas meninggal dunia pada usia 71 tahun di Singapura, pada Sabtu sekitar pukul 19.00 waktu setempat atau pukul 18.00 WIB, setelah sempat dirawat inap dan menjalani perawatan intensif akibat penyakit jantung.

Kondisi kesehatan tokoh PDI Perjuangan itu memburuk sejak kunjungannya bersama Wapres Boediono ke Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam rangka memperingati hari lahir Pancasila dan mengunjungi situs Bung Karno.

sumber : Antara

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement