Sabtu 08 Jun 2013 11:01 WIB

FRI: E-Voting Bisa Jadi Alternatif Alat Pemilu

Sejumlah Ketua umum Partai berfoto bersama dengan membawa no urut usai Pengundian nomor urut parpol peserta Pemilu 2014 di Kantor KPU, Jakarta, Senin (14/1).
Foto: Republika/Yasin Habibi
Sejumlah Ketua umum Partai berfoto bersama dengan membawa no urut usai Pengundian nomor urut parpol peserta Pemilu 2014 di Kantor KPU, Jakarta, Senin (14/1).

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Ketua Forum Rektor Indonesia (FRI) Prof Dr Laode M Kamaludin, M.Sc, M.Eng mengatakan, 'elecronic voting' (e-voting) dapat menjadi alternatif alat Pemilu baik pada Pilpres maupun Pilkada bupati/ wali kota.

"Dengan alat ini, maka dapat menghemat anggaran Pemilu, lumayan jika dapat mencapai 50 persen," kata Laode Kamaluddin pada pertemuan regional Forum Rektor Indonesia di Universitas Hasanuddin, Makassar, Sabtu (8/6).

Menurut dia, pentingnya penggunaan alat tersebut, selain karena pertimbangan ekonomis, juga akurasi datanya jauh lebih terjamin dan dapat diakses oleh semua masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut, FRI yang didukung lembaga yang kompeten BPPT dan KPU pusat.

"Upaya menghemat anggaran itu harus dipikirkan sekarang, sehingga anggaran berdemokrasi itu sebagian dapat dialihkan untuk pembangunan," katanya.

Hal senada dikemukakan Rektor Universitas Hasanuddin, Makassar Prof Dr dr HA Idrus Paturusi. Menurut dia, dana Pilpres dan pemilihan legislator yang mencapai puluhan triliun rupiah dapat dihemat sekitar 50 persen apabila menggunakan e-voting.

"Alokasi anggaran puluhan triliun itu dapat digunakan untuk membangun rumah sakit atau menyejahterakan masyarakat, daripada menghabiskan anggaran Pemilu yang masih menggunakan model lama," katanya.

Pada pertemuan FRI juga dibahas tentang perlunya mendorong masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya agar mengambil bagian dalam berdemokrasi.

Hal tersebut mencermati adanya kecenderungan angka Golongan Putih (Golput) terus meningkat dari kalangan generasi muda. Salah satu contoh pada Pilkada di Jawa Tengah yang Golputnya hampir mencapai 50 persen.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement