Sabtu 08 Jun 2013 06:40 WIB

52 Persen Irigasi Rusak, Butuh Rp 21 Triliun untuk Memperbaikinya

Menteri Pertanian Suswono meninjau jaringan irigasi di Pekalongan, Jawa Tengah
Foto: kementan
Menteri Pertanian Suswono meninjau jaringan irigasi di Pekalongan, Jawa Tengah

REPUBLIKA.CO.ID, PEKALONGAN — Menteri Pertanian Suswono mengatakan jika irigasi yang rusak saat ini diperbaiki, target surflus beras 10 juta ton tahun 2014 bukan persoalan berat. Pasalnya, perbaikan irigasi dapat meningkatkan hasil poduksi pertanian.

“Kalau irigasinya beres, diperkirakan kita akan ada kelebihan produksi 9,1 juta ton beras. Sisanya dicapai dengan peningkatan produksi, baik dengan pola intesifikasi maupun ekstensifikasi,” kata Menteri Pertanian Suswono saat meninjau jaringan irigasi desa di Desa Sijeruk, Kecamatan Sragi, Kabupaten Pekalongan, Jateng, Jumat (7/6) sore. Bupati Pekalongan Amat Antono ikut mendampingi Mentan dalam peninjauan tersebut.

Mentan mengemukakan, saat ini 52 persen dari total irigasi yang ada rusak mulai dari ringan sampai berat. Dibutuhkan dana sekitar Rp 21 triliun untuk memperbaiki jaringan irigasi yang rusak itu.

Dari jumlah itu, lanjut Mentan, hanya Rp 3 triliun yang menjadi kewenangan Kementerian Pertanian. Karena Kementan hanya menangani jaringan irigasi tersier. Sementara yang Rp 18 triliun berada di Kementerian Pekerjaan Umum (PU)  untuk memperbaiki irigasi primer.

“Kami berharap jaringan irigasi primer yang rusak bisa diperbaiki agar petani dapat meningkatkan produksi padinya,”  ujar Mentan.

Dalam kesempatan itu Kementan berpesan kepada para petani dan juga aparat desa untuk merawat dan menjaga jaringan irigasi tersier yang sudah diperbaiki atau dibuat oleh Kementan. Tanpa perawatan dan penjagaan, jaringan irigasi yang ada akan rusak, dan jika rusak akan berpengaruh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement