Kamis 06 Jun 2013 06:10 WIB

Saat Jadi Kapolda Jatim, Jendral Ini Imbau Polwan Berjilbab

Rep: tok/kpo/ Red: A.Syalaby Ichsan
Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Anton Bachrul Alam.
Foto: Antara/Fanny Octavianus
Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Anton Bachrul Alam.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Penerapan jilbab buat polisi wanita (Polwan) sebenarnya sudah terjadi di Polda Nangroe Aceh Darussalam (NAD) dan pernah diterapkan di Polda Jawa Timur.

Untuk Polwan di Polda Jawa Timur, Kapolda Brigjen Pol Anton Bachrul Alam pada 2009 lalu bahkan mengeluarkan surat imbauan kepada Polwan untuk berjilbab. 

"Sifatnya ini hanya imbauan, dan tidak ada paksaan dalam penerapan sehari-hari di Polda. Dan imbauan ini telah kami sampaikan ke seluruh jajaran Polda Jatim," ujar Anton yang saat ini menjabat sebagai asisten sarana dan prasarana Kapolri dan menjabat Irjen Polisi, dikutip dari RoL, 5 Maret 2009.

Polda ketika itu juga mengonsep seragam dengan jilbab. Memang, tidak semua polwan ramai-ramai memakai penutup kepala alias jilbab. Anton mengaku, jilbab adalah hal baru untuk penyegaran di tubuh Polri. Sebab, selama ini banyak anggota Polwan maupun istri Polri yang risih auratnya dilihat orang lain.

Anton menegaskan, jilbab tak akan mengganggu kinerja Polwan di lapangan.Karena, saat melakukan kegiatan lari atau lainnya, polwan bisa menggunakan celana panjang. "Yang penting pahanya tidak kelihatan," sambung Anton yang juga sempat menjabat Kadiv Humas Polri.

Model jilbab yang  dipakai sehari-hari, berlengan panjang dan rok panjang sedangkan warna jilbab seperti warna rok yang dikenakan nantinya. Tapi bagi Polwan yang bertugas di lapangan, disyaratkan mengenakan celana panjang.

Langkah religius di Polda Jatim ini sendiri bukannya hal baru bagi  Anton Bahrul Alam. Sebelum menginjakkan kakinya di Jatim sudah dijalankan pada anak buahnya di Polda Kepri dan Kalsel.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement