Selasa 04 Jun 2013 22:21 WIB

BPOM: Harus Hati-Hati dengan Obat Kuat

Obat kuat yang ditawarkan di internet (ilustrasi)
Foto: wordpress.com
Obat kuat yang ditawarkan di internet (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Medan I Gde Nyoman Suandi meminta masyarakat waspada dan tidak menggunakan produk obat kuat ilegal, karena dikhawatirkan berdampak buruk terhadap kesehatan.

"Harus hati-hati dengan obat kuat yang biasanya lebih banyak dikonsumsi kalangan pria, karena pada umumnya produk itu tidak memiliki izin dan belum teruji khasiatnya secara medis, dan dikhawatirkan menimbulkan risiko terhadap kesehatan," katanya di Medan Selasa (4/6).

Pernyataan itu ia sampaikan di sela kegiatan sosialisasi Gerakan Nasional Waspada Obat dan Makanan Ilegal (GN-WOMI) di Pasar Tradisional Aksara Medan, yang juga melibatkan Dinas Kesehatan Sumut, Dinas Kesehatan Medan, Disperindag dan YLKI.

Ia mengatakan obat-obat yang tidak memiliki izin edar atau ilegal banyak menimbulkan kerugian, bukan saja pada masayrakat yang mengonsumsinya, namun juga pemerintah daerah karena produk tersebut tidak memiliki retribusi pajak.

Ia mengakui peredaran obat kuat cukup marak di pasaran, yang bukan saja obat buatan dalam negeri namun juga luar negeri, dan untuk itu pihaknya saat ini sedang membangun jaringan dengan pemerintah daerah dalam hal ini Satpol PP untuk melakukan pengawasan di lapangan. "Yang jelas obat ilegal itu selain merugikan konsumen, juga merugikan pemerintah karena tidak membayar pajak," katanya.

BBPOM Medan terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar menggunakan produk-produk yang legal dan memiliki izin edar, baik makanan, minuman, obat, maupun kosmetik.

Masyarakat juga diajak untuk menjadi konsumen yang cerdas dalam memilih produk, dengan memperhatikan kelengkapan label pada kemasannya baik nomor registrasi, tanggal kadaluwarsa dan nama produsen.

"Kalau ada yang menemukan produk mencurigakan, silahkan lapor ke unit layanan pengaduan konsumen BBPOM di Medan di nomor 061-6628363. Kami akan tindaklanjuti secepatnya laporan itu," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement