REPUBLIKA.CO.ID,PAMEKASAN--Tanaman tembakau petani tembakau Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Sabtu, terendam banjir, akibat hujan deras yang mengguyur wilayah itu dalam dua hari terakhir ini.
"Kalau terus hujan seperti ini, kemungkinan tanaman kami akan mati, meskipun belum siap panen," kata warga setempat yang juga salah seorang petani tembakau di desa itu Haji Abdul Hamid, Sabtu.
Tanaman tembakau milik petani yang terendam banjir ini, kebanyakan di Desa Kowel, Kecamatan Kota Pamekasan, sebab para petani di desa ini sudah mulai menanam tembakau sejak setengah bulan lalu.
Saat ini, petani tembakau di Desa Kowel resah, karena jika turun hujan terus menerus, maka tanaman tembakau mereka akan banyak yang mati, sehingga petani dipastikan akan merugi.
Untuk 1.000 pohon tembakau saja, petani harus mengeluarkan biaya dalam kisaran antara Rp500 ribu hingga Rp700 ribu. "Yang jelas saat ini petani bingung mas. Ya, kalau banyak yang mati, terpaksa harus menanam ulang," tutur Haji Hamid.
Sejak sebulan terakhir ini, hujan sering mengguyur wilayah Madura, termasuk di wilayah Kabupaten Pamekasan. Bahkan sepekan lalu, Kota Pamekasan sempat dilanda banjir akibat sungai Kalisemajid meluap, setelah sebelumnya hujan turun dengan deras.
Kabupaten Pamekasan merupakan salah satu kabupaten penghasil tembakau di Pulau Madura, bahkan produksi tembakau di kabupaten berpenduduk 800 ribu orang lebih ini tergolong paling banyak dibandingkan dengan tiga kabupaten lain, yakni Bangkalan, Sampang dan Kabupaten Sumenep.
Menurut Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Pemkab Pamekasan Ajib Abdullah, luas areal lahan tembakau di Pamekasan pada musim tanam kali ini mencapai 32.205 hektare, sama tahun lalu.
"Sebelumnya hanya 28.058 hektare," kata Ajib Abdullah menjelaskan.